HR. Ad-Dailami : "Alangkah baiknya orang-orang yang sibuk meneliti aib diri mereka sendiri dengan tidak mengurusi aib orang lain."
|
http://jamilazzaini.com | |
http://facebook.com/jamilazzaini | |
http://twitter.com/jamilazzaini |
Sabtu, 28 Desember 2013 pukul 21:00 WIB
Penulis : Jamil Azzaini
Pekan ini banyak sekali yang berkeluh kesah kepada saya tentang pembagian harta waris di keluarganya. Ada yang bapak atau ibunya telah meninggal puluhan tahun, tapi hingga saat ini harta warisnya belum terbagi semua. Ada pula yang mengadu karena rumah warisan orangtua dijadikan agunan ke bank oleh salah satu ahli warisnya.
Menurut ketentuan agama (Islam), memperlambat pembagian harta waris merupakan bentuk kedurhakaan kepada orang yang meninggal. Segeralah dibagi sesuai dengan ketentuan hukum agama. Membagi harta waris itu ada aturannya, tidak boleh asal membagi tanpa berpegang kepada aturan agama.
Sesungguhnya harta waris bisa menjadi sumber kebaikan dan juga sumber perpecahan sebuah keluarga. Maka tatkala kita masih hidup, wariskanlah kepada orang-orang di sekitar kita ilmu dan mental yang kuat. Jangan pelit mengeluarkan harta untuk meningkatkan ilmu dan menguatkan mental yang menjadi ahli waris kita.
Lebih baik kita mewariskan harta yang sedikit, namun ilmu dan mental ahli waris kita mumpuni. Dan sungguh amatlah rugi bila kita mewariskan harta yang berlimpah, tetapi ilmu dan mental ahli waris lemah, karena hal ini adalah sumber perpecahan dalam sebuah keluarga.
Saat kita masih hidup, perbanyaklah mengeluarkan harta untuk pendidikan anak-anak kita. Bukan hanya ilmu di bangku kuliah, tetapi juga ilmu-ilmu kehidupan. Anak yang shaleh adalah warisan terbesar yang sepatutnya kita tinggalkan.
Selain itu, sedekahkan dan belanjakan harta kita untuk kebaikan sesama. Gunakan harta itu untuk memberdayakan orang lain, memutus rantai kemiskinan, mensyiarkan agama, dan mempermudah orang lain dalam memperluas kebaikan. Harta yang diberikan kepada orang lain saat kita masih hidup juga merupakan warisan terbanyak yang seharusnya kita tinggalkan.
Kita mengumpulkan harta bukan untuk merusak ahli waris kita. Percuma harta warisan berlimpah, namun setelah meninggal keluarga besar Anda pecah dan saling bermusuhan. Tinggalkanlah anak yang shaleh dan banyak kebaikan, maka harta waris yang Anda tinggalkan akan menjadi sumber keberkahan.
Dipersilahkan untuk menyebarkan tulisan ini dalam bentuk apa pun, asalkan tetap menjaga kode etik dengan mencantumkan Jamil Azzaini sebagai penulisnya dan KotaSantri.com sebagai sumbernya.