QS. An-Nahl : 97 : "Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."
|
http://jamilazzaini.com | |
http://facebook.com/jamilazzaini | |
http://twitter.com/jamilazzaini |
Ahad, 8 Desember 2013 pukul 21:00 WIB
Penulis : Jamil Azzaini
Saat Trainer Bootcamp & Contest ke-5 (2012), saya dapat ilmu baru dari salah satu peserta, namanya Bambang Nugroho. Dia berkata, “Kebiasaan karena pembiasaan.” Walhasil, kata dia, semua kebiasaan kita sehari-hari berawal dari pembiasaan. Orang yang melakukan pembiasaan bangun sebelum subuh, maka ia akan mudah terbangun sebelum subuh, tanpa perlu membunyikan alarm.
Karena itu, sungguh, program Pekan Kondom Nasional yang dicanangkan Menteri Kesehatan Dr. Nafsiah Mboi pada hakikatnya adalah pembiasaan untuk melakukan seks bebas. Menteri Kesehatan seyogyanya paham, menyelamatkan masyarakat bukanlah dengan berbagi kondom gratis. Kegiatan seperti itu justru membuat generasi yang sedang mencari jati diri menganggap bahwa berhubungan seks tanpa melalui pernikahan itu lumrah dan wajar asal pakai kondom. Persepsi ini sangatlah merusak mental anak bangsa.
Pembiasaan melahirkan kebiasaan. Dan, apabila sesuatu sudah menjadi kebiasaan, maka akan sangat menggelisahkan apabila tidak dilakukan. Orang-orang yang terbiasa melakukan seks bebas akan sangat gelisah bila ia tak bisa melakukannya. Dampaknya, ia akan berusaha melakukan kebiasaannya dengan cara-cara jahat sekalipun. Ia bahkan berpeluang berani memperkosa para wanita yang ada di sekitarnya. Ngeri bukan?
Ubahlah kebiasaan yang negatif atau tak produktif dengan melakukan pembiasaan yang positif. Dulu, usai subuh, saya punya kebiasaan menonton berita di televisi. Setelah saya renungkan, hal itu sangat tidak produktif sama sekali. Akhirnya saya melakukan pembiasaan menulis untuk JamilAzzaini.com. Sekarang menulis sudah menjadi kebiasaan saya. Hasilnya? Lebih positif, lebih produktif, dan lebih menyegarkan pikiran.
Dulu, saya punya kebiasaan mengkritik dan mengomentari sisi negatif orang lain. Dampaknya, saya merasa “suci” dan selalu merasa lebih baik dibandingkan orang lain. Kesombongan dan perasaan hebat melekat kuat di pikiran dan hati saya. Walau sudah taubat, terkadang “penyakit hati” itu masih ada. Mungkin karena dulu terlalu lama menjalankan kebiasaan itu.
Kini, saya melakukan pembiasaan, setiap jumpa orang, mindset yang saya tanamkan, “Dia adalah guru, dia pasti punya ilmu dan kelebihan yang tidak saya punya.” Dengan kebiasaan ini, saya dapat banyak ilmu bermutu dan bergizi tinggi. Sayapun semakin menyadari bahwa saya hanyalah butiran debu kecil di semesta jagad raya. Tak ada yang patut disombongkan.
Pembiasaan itu terbukti menjadi kebiasaan. Pembiasaan memfasilitasi kondom gratis akan melahirkan generasi permisif, menganggap seks bebas itu biasa. Generasi yang senang memuaskan hawa nafsu tapi tak terlatih bertanggungjawab. Generasi yang menjadi budak industri seks, hanya bicara untung-rugi dan asas manfaat. Mereka semakin tak merasa lagi bahwa hidupnya diawasi malaikat. Mari Tolak Pekan Kondom Nasional 1-7 Desember!
Dipersilahkan untuk menyebarkan tulisan ini dalam bentuk apa pun, asalkan tetap menjaga kode etik dengan mencantumkan Jamil Azzaini sebagai penulisnya dan KotaSantri.com sebagai sumbernya.