Umar bin Abdul Aziz : "Jika engkau bisa, jadilah seorang ulama. Jika engkau tidak mampu, maka jadilah penuntut ilmu. Bila engkau tidak bisa menjadi seorang penuntut ilmu, maka cintailah mereka. Dan jika engkau tidak mencintai mereka, janganlah engkau benci mereka."
Alamat Akun
http://jampang.kotasantri.com
Bergabung
17 April 2012 pukul 17:47 WIB
Domisili
DKI Jakarta - DKI Jakarta
Pekerjaan
PNS
Tulisan Rifki Lainnya
Lelaki dan Smartphone
7 Juli 2013 pukul 21:00 WIB
Sesal
28 Juni 2013 pukul 20:00 WIB
Tukang Parkir
15 Juni 2013 pukul 11:00 WIB
Di antara Bahagia dan Duka
12 Mei 2013 pukul 10:00 WIB
Berdo'alah, Bekerjalah, Semoga Mendapat Berkah
23 Januari 2013 pukul 10:00 WIB
Pelangi
Pelangi » Refleksi

Sabtu, 27 Juli 2013 pukul 18:18 WIB

Kunci yang Tertinggal

Penulis : Rifki

Saya sudah berdiri di samping motor yang masih terparkir di tempat semula ketika saya tinggalkan di pagi hari. Saya masukkan tangan kanan saya ke dalam saku celana untuk mengeluarkan kunci motor. Tidak ada. Di saku celana lainnya, di saku jaket, hingga ke dalam tas, tetap saja kunci motor tidak saya temukan. Panik dan coba mengingat-ingat di mana kunci motor saya letakkan.

Saya lalu bergegas meninggalkan tempat parkir yang terletak di basement dan kembali ke ruangan. Barangkali kunci motornya masih tertinggal di meja kerja saya. Begitu pikir dan harapan saya.

Setelah tiba di meja kerja, hasilnya nihil. Tidak juga saya temukan kunci motor saya. Untunglah saat itu lagu “Alamat Palsu” belum ada, jika sudah, mungkin saya hati saya akan mendendangkan lagu itu dalam suasana panik dan bingung.

Saya kembali lagi ke tempat parkir di basement, lalu berdiri beberapa lama di samping motor saya. Keberadaan motor yang masih ada di tempatnya, membuat kepanikan saya agak berkurang. “Motor saya masih ada. Tidak hilang!” Kira-kira itu yang terucap di dalam hati saya saat itu.

Akhirnya, saya mendekati seorang Satpam yang sedang duduk dan bertugas jaga.

“Pak, ada yang lihat kunci motor, nggak?” tanya saya.

“Kunci motor ya, Pak?” tanya Pak Satpam. Mungkin untuk meyakinkan pertanyaan yang didengarnya. Lalu Pak Stapam itu memanggil rekannya yang berdiri tak jauh dari tempatnya.

Pak Satpam yang dipanggil kemudian mendekat. “Motornya apa, Pak?” tanya Pak Satpam kedua.

“Thunder!” jawab saya.

“Boleh lihat STNK-nya?”

Segera saya mengeluarkan STNK dari dalam dompet dan menyerahkannya kepada Pak Satpam tersebut.

Pak Satpam kemudian melihat dan membandingkan nomor kendaraan di STNK dengan yang tercatat di atas kertas yang ditempel dengan sebuah kunci. Setelah melihat ada kecocokan angka, Pak Satpam kemudian menyerahkan kunci tersebut kepada saya dan langsung saya terima dengan iringan ucapan terima kasih.

Alhamdulillah.

***

Kemarin sore, ketika saya bermaksud menggeser posisi motor saya yang terlalu mepet dengan sebuah motor matic berwarna pink, tanpa sengaja saya melihat sebuah kertas menempel di dekat kunci kontak motor tersebut. Di atas kertas tersebut terdapat sebuah tulisan, “Kunci motor di Satpam. Tunjukkan STNK. Budi Hambali.”

Rupanya, kejadian yang saya alami beberapa waktu lalu terjadi juga kepada orang lain.

Saya bersyukur, bahwa keamanan di areal parkir kantor saya cukup tinggi. Hingga saat ini, saya belum mendengar adanya pencurian motor jika di parkir di tempat yang disediakan. Bahkan, ketika ada seseorang berani mengambil helm yang diletakkan di atas motor yang parkir di tempat tersebut, dengan sigap, para satpamnya langsung menangkapnya. Rupanya, para satpam tersebut cukup teliti, ketika melihat ada pengendara motor yang ternyata numpang lewat saja dan membawa sesuatu yang tadinya tidak dibawa ketika masuk tempat parkir.

Selain itu, di pagi hari, saya juga sering melihat beberapa satpam berkeliling areal parkir untuk mengecek dan memastikan kendaraan terkunci, merapikan letak motor yang parkir, serta memeriksa jika ada kunci motor yang tertinggal, lalu mengamankannya seperti kejadian yang saya alami beberapa waktu lalu dan si pemilik motor matic berwarna pink kemarin sore.

Rasanya tak usah lagi saya protes soal tarif parkir yang aneh di kantor saya itu, karena faktor keamanannya cukup terjamin.

Terima kasih, Pak Satpam. Rasanya jadi ingin melakukan lagi sesuatu yang dulu pernah saya lakukan kepada para penjaga keamanan parkir itu.

Suka

Dipersilahkan untuk menyebarkan tulisan ini dalam bentuk apa pun, asalkan tetap menjaga kode etik dengan mencantumkan Rifki sebagai penulisnya dan KotaSantri.com sebagai sumbernya.

Syahroni | Swasta
Subhanallah, KSC sangat bermanfaat bagi seorang hamba yang ingin menjalin silaturahim guna mencari keberkahan hidup. Saya juga berharap kiranya media ini bisa membantu saya dalam mengelola panti pendidikan anak-anak yatim.
KotaSantri.com © 2002 - 2024
Iklan  •  Jejaring  •  Kontak  •  Kru  •  Penulis  •  Profil  •  Sangkalan  •  Santri Peduli  •  Testimoni

Pemuatan Halaman dalam 0.0927 Detik

Tampilan Terbaik dengan Menggunakan Mozilla Firefox Versi 3.0.5 dan Resolusi 1024 x 768 Pixels