QS. Ali Imran : 3 : "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung. "
|
nailasyafiraq | |
nailasyafiraq@yahoo.com |
Senin, 24 Mei 2010 pukul 16:00 WIB
Penulis : Nia Ummu Alif
Di satu Jum’at yang penuh berkah, ketika saya sedang mencari gambar kartun anak yang Islami, tanpa sengaja terbuka sebuah blog yang namanya Islami, tapi na’udzubillah, isinya jauh dari nilai Islam, karena tulisan-tulisan dalam blog tersebut sarat dengan hujatan terhadap agama Islam dan Nabi Muhammad SAW. Reaksi yang diberikan terhadap tulisan-tulisan di blog tersebut pun sangat beragam, ada yang balik menghujat sebagai tanda untuk membela agama dan nabinya ketika dihujat, ada juga yang mendukung.
Awalnya hati saya tergerak untuk memberikan komentar, sebagai upaya untuk membela agama Islam ketika ia dihujat oleh orang-orang yang sengaja menghembuskan fitnah, dikarenakan kebenciannya terhadap agama Islam. Tapi saya mengurungkan niat dan menahan diri untuk berkomentar, saya hanya membaca beberapa artikel yang ditulis di blog tersebut, meskipun hati ini menangis tatkala agama dan Rasulullah dihina dan dicaci, semoga Allah memberikan hidayahNya kepada mereka. Akan tetapi, jika mereka tetap keukeuh dengan apa yang mereka perbuat, sesungguhnya telah nyata apa yang telah Allah jelaskan kepada kita tentang mereka.
“Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman. Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat." (QS. Al-Baqarah [2] : 6-7).
Saya beranggapan bahwa ketika kita balik menghujat mereka, toh apa bedanya kita dengan mereka. Justru saya pribadi sangat bersyukur Allah menciptakan orang-orang seperti mereka. Mengapa? Karena di balik itu, membuat saya senantiasa merefleksi diri akan sejauh mana keislaman saya, sejauh mana saya benar-benar telah menjadi seorang muslim yang baik terhadap sesama muslim maupun non muslim. Sudah berapa banyak orang yang tersakiti karena lisan saya, sudah berapa banyak orang yang terdzalimi karena perbuatan saya, dan sudah berapa banyak orang-orang di sekitar saya telah merasakan manfaat dari kehadiran saya.
Jika kita bangga menjadi seorang muslim, sudah sejauh manakah kita menunjukkan bahwa kita benar-benar menjadi seorang muslim yang baik? Bagaimana mungkin orang-orang di luar Islam akan percaya kalau agama Islam itu adalah agama yang indah jika tidak tercermin dari perilaku pemeluknya. Walau sebenarnya agama Islam itu berbeda dengan orang Islam. Jika akhlak orang Islamnya jelek, bukan berarti agama Islam pun jelek. Namun, bukankah akan lebih indah jika keindahan agama Islam itu bisa ditampilkan pada keindahan akhlak setiap muslim?
Dipersilahkan untuk menyebarkan tulisan ini dalam bentuk apa pun, asalkan tetap menjaga kode etik dengan mencantumkan Nia Ummu Alif sebagai penulisnya dan KotaSantri.com sebagai sumbernya.