QS. Ali Imran : 3 : "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung. "
|
Rabu, 11 September 2013 pukul 23:00 WIB
Penulis : Radinal Mukhtar Harahap
Mengapa wahyu pertama yang diturunkan oleh Allah SWT adalah perintah membaca?Bukan wahyu yang menjelaskan tentang aturan-aturan yang digariskan oleh agama?
Ulama besar Islam yang bernama Sayyid Qutb, dalam Kitab Tafsir Fi Zilal al-Qur'an, menjelaskan tentang latar belakang turunnya Al-Qur'an ini dengan mengutip perkataan Imam Ahmad:
Kami telah diceritakan oleh 'Abdur-Razzaq, kami telah diceritakan oleh Ma'mar- ibn az-Zuhri dan 'Urwah dari Aisyah r.anha katanya: Wahyu pertama yang mula diterima Rasulullah SAW ialah yang benar dalam masa tidur. Beliau tidak melihat satu mimpi melainkan yang dengan jelasseperti serlahan cahaya pagi. Kemudian beliau diberi kegemaran bersemadi di tempat yang sunyi. Beliau bersemadi di Gua Hira. Di sanalah beliau beribadat beberapa malam lamanya sebelum beliau pulang kepada keluarganya dan berbekal untuk itu, kemudian beliau pulang lagi kepada Khadijah dan berbekal pula seperti itu sehingga datanglah kebenaran semasa beliau berada dalam Gua Hira.
Ia didatangi malaikat Jibril yang berkata kepada beliau: "Bacalah!" Jawab beliau: "Aku tidak pandai membaca." Dan beliau bercerita: Lalu malaikat itu datang memelukku hingga membuat aku penat, kemudian ia melepaskan aku sambil berkata: "Bacalah!" Aku menjawab "Aku tidak pandai membaca." Lalu ia memelukku kali yang kedua sehingga membuat aku penat kemudian ia melepaskan aku sambil berkata: "Bacalah" Aku menjawab: "Aku tidak pandai membaca". Lalu ia memelukku kali yang ketiga kemudian membimbingku membaca lima ayat pertama surat Al-Alaq.
Subhanallah, begitulah proses turunnya lima ayat yang menjadi wahyu pertama tersebut. Lima ayat yang menyadarkanku akan beberapa hal berikut ini:
1. (Lagi-lagi) Membaca adalah syarat utama seseorang yang akan diangkat derajatnya.
Pembahasan ini telah saya singgung di catatan sebelumnya, dan asbabun nuzul di atas, membuat saya semakin percaya bahwa membaca itu, benar-benar, menjadi syarat utama seseorang yang akan diangkat derajatnya. Bahkan, Nabi Muhammad, diangkat menjadi Nabi oleh Allah SWT dengan perintah membaca!
Saya teringat dengan buku 50 Success Classics karya Tom Butler-Bowdon, seorang pakar literatur pengembangan diri yang menghabiskan enam tahun lebih untuk melakukan riset, membaca dan menganalisa ratusan karya guna menyusun buku panduan bagi literatur self-help dan kesuksesan.
Alumni London School of Economics dan University of Sydney ini menuliskan bait yang membuktikan bahwa membaca sangat memengaruhi derajat seseorang. "Lihatlah kebiasaan orang sukses! Maka Anda akan menemukan bahwa mereka biasanya para pembaca hebat. Banyak pemimpin yang menghubungkan titik balik dalam kehidupan mereka dengan membaca buku karena bila Anda membaca tentang berbagai prestasi dari orang-orang yang Anda kagumi, mau tak mau wawasan Anda akan meningkat. Anthony Robbins menyatakan bahwa kesuksesan meninggalkan petunjuk dan membaca adalah cara terbaik untuk menyerap petunjuk itu!
2. Untuk Mencapai Kenikmatan Membaca, Bacalah Berulang Kali!
Mari kita membaca sekali lagi kisah yang melatarbelakangi turunnya wahyu pertama! Kita akan mendapatkan bahwa Malaikat Jibril memerintahkan kepada Nabi untuk membaca hingga tiga kali!
Jangan lupakan pula lima ayat tersebut yang berisikan perintah membaca yang diulangi hingga 2 kali oleh Allah SWT. Departemen Agama, yang kini telah berganti nama dengan Kementerian Agama, menjelaskan penyebab pengulangan ini dengan sangat menarik.
Dalam ayat ini, Allah SWT memerintahkan kembali Nabi-Nya untuk membaca karena sesungguhnya bacaan tidak dapat melekat pada diri seseorang kecuali dengan mengulang-ulanginya dan membiasakannya. Hal ini seakan-akan menyerukan kepada Nabi agar mengulang-ulangi bacaan yang dibaca agar isi dan kandungan bacaan tersebut menjadi satu jiwa dengan Nabi.
Sungguh, mengetahui hal ini, membuat batin saya tersentak malu karena saya bukanlah pribadi yang sering membuka bacaan saya hingga dua atau tiga kali. Saya merasa hal itu hanya akan membuang-buang waktu saya saja. Padahal, saya akui atau tidak, tentu saja banyak hal yang terlewati dari pembacaan pertama saya hingga pembacaan berikutnya mesti dilakukan. Dan saya tidak berharap Anda seperti apa yang saya alami di atas! Jika ya, mari kita merenung kembali mengenai hal ini.
3. Membacalah, demi derajat setinggi mungkin, tetapi ingatlah bahwa Allah tetap yang berada di balik ini semua.
Iqra' warabbukal akram!
Betapa pun tingginya derajat manusia, tetap ada Allah di balik itu semua.
Mari kita renungi firman Allah dalam surat Al-A'la ayat 6-7 berikut ini:
Kami akan membacakan (Alquran) kepadamu (Muhammad) maka kamu tidak akan lupa. Kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala yang terang dan yang tersembunyi. (QS. Al-A'la : 6-7).
Allah Maha Berkehendak, apakah ia akan menjadikan kita paham akan sebuah bacaan atau tidak, karena memang Ia Maha Kuasa. Namun demikian, ia tetap menyuruh kita menikmati proses pembacaan tersebut.
Dipersilahkan untuk menyebarkan tulisan ini dalam bentuk apa pun, asalkan tetap menjaga kode etik dengan mencantumkan Radinal Mukhtar Harahap sebagai penulisnya dan KotaSantri.com sebagai sumbernya.