HR. Bukhari : "Berhati-hatilah dengan buruk sangka. Sesungguhnya buruk sangka adalah ucapan yang paling bodoh."
Alamat Akun
http://kopiradix.kotasantri.com
Bergabung
1 Mei 2009 pukul 23:11 WIB
Domisili
Jakarta Selatan - DKI Jakarta
Pekerjaan
Mahasiswa
Tulisan Muhammad Lainnya
(Mungkin) Tidak Ada Hypnotherapy di Gaza
30 November 2013 pukul 18:00 WIB
Belajar Menulis di Kala Patah Hati
29 November 2013 pukul 23:00 WIB
Sebuah Ruang Bernama Hati
26 November 2013 pukul 20:00 WIB
Shalat Bukanlah Sekedar Ritual
24 November 2013 pukul 18:00 WIB
Bencana dan Interaksi Energi
20 November 2013 pukul 19:00 WIB
Pelangi
Pelangi » Cermin

Selasa, 10 Desember 2013 pukul 21:00 WIB

Pengrajin Emas dan Pengrajin Kuningan

Penulis : Muhammad Nahar

Pada zaman dahulu kala, hiduplah dua orang sahabat yang berprofesi sebagai pembuat barang-barang kerajinan dari kuningan dan emas. Mereka berdua biasa menjual barang-barang hasil kerajinan mereka pada Hari Pasar, yang berlangsung pada saat-saat tertentu di negeri mereka. Bahkan, acara Hari Pasar kali ini adalah acara yang sangat istimewa, karena para tamu agung dari negeri tetangga juga akan datang berkunjung dan membeli barang-barang.

Pada suatu hari, saat semua orang sedang sibuk mempersiapkan barang-barang yang akan dijual pada Hari Pasar, pengrajin kuningan bertemu dengan pengrajin emas. Dia melihat barang-barang hasil karya si pengrajin emas begitu kasar dan tidak rapih. Ukirannya kasar dan warnanya kusam. Pengrajin kuningan bertanya kepada pengrajin emas, “Mengapa engkau tidak membuatnya dengan lebih teliti dan lebih baik agar bentuknya lebih indah dan menawan hati?”

Pengrajin emas menjawab dengan membanggakan diri, “Aku tidak khawatir daganganku tidak laku, walaupun kusam dan kurang bagus pembuatannya, semua orang tahu bahwa barang-barang ini terbuat dari emas. Nilai emas lebih tinggi daripada kuningan.”

Hari Pasar yang ditunggupun akhirnya tiba. Semua orang mengerumuni barang dagangan sang pengrajin kuningan. Mereka terpesona oleh indahnya barang-barang sang pengrajin kuningan, ukirannya yang halus, warnanya yang cemerlang, dan keunggulan-keunggulan lainnya. Tidak ada orang yang melirik dagangan sang pengrajin emas, sebab baru melihat selintas saja para calon pembeli itu sudah kehilangan minat. Warna yang kusam dan ukiran yang kasar menyebabkan barang barang sang pengrajin emas tidak laku walaupun bagang-barang itu terbuat dari emas yang berkualitas tinggi.

Inti dari cerita di atas adalah seringkali orang berpikir bahwa keadaan yang sudah nyaman dan enak sudah tidak lagi memerlukan perubahan dan perjuangan. Padahal hidup itu sendiri adalah perjuangan dan perubahan. Semua makhluk yang hidup harus berjuang dan berubah seiring waktu.

Narasumber : Mbak Niek – Institut Kemandirian

Suka

Dipersilahkan untuk menyebarkan tulisan ini dalam bentuk apa pun, asalkan tetap menjaga kode etik dengan mencantumkan Muhammad Nahar sebagai penulisnya dan KotaSantri.com sebagai sumbernya.

Fay Ahmed | Blogger
Senang sekali baca-baca di KotaSantri.com. Nambah pengalaman religius.
KotaSantri.com © 2002 - 2023
Iklan  •  Jejaring  •  Kontak  •  Kru  •  Penulis  •  Profil  •  Sangkalan  •  Santri Peduli  •  Testimoni

Pemuatan Halaman dalam 0.0942 Detik

Tampilan Terbaik dengan Menggunakan Mozilla Firefox Versi 3.0.5 dan Resolusi 1024 x 768 Pixels