Imam Nawawi : "Aku mencintaimu karena agama yang ada padamu. Jika kau hilangkan agama dalam dirimu, hilanglah cintaku padamu."
|
![]() |
http://dekaes.com |
![]() |
mujahid.alamaya@kotasantri.net |
![]() |
mujahid.alamaya@kotasantri.net |
![]() |
mujahid.alamaya |
![]() |
mujahid.alamaya |
![]() |
http://facebook.com/alamaya |
![]() |
ponggawa.ksc@gmail.com |
Jum'at, 27 Desember 2013 pukul 19:00 WIB
Penulis : Mujahid Alamaya
Berwisata ke Bali, selalu menjadi dilema bagi saya, karena di sana sulit sekali menemukan masjid atau mushala. Masjid hanya ada di lokasi tertentu, jaraknya lumayan jauh. Mushala pun hanya ada di tempat tertentu. Seharusnya MUI atau pemerintah pusat menyarankan pemerintah daerah untuk menyediakan mushala.
Ketika melancong ke kawasan Nusa Dua, waktu Ashar telah tiba. Sambil menuju pantai Water Blow, tanya sana-sini di mana lokasi mushala. Jawabnya selalu negatif, tidak ada. Akhirnya waktu melancong dipersingkat dan bergegas ke luar kawasan untuk mencari masjid terdekat. Hati ini rasanya tidak tenang jika belum menunaikan shalat.
Waktu Ashar telah lewat 60 menit. Langkah kaki dipercepat agar bisa segera menemukan masjid dan shalat. Saat jalan kaki menuju halte Trans Sarbagita, pertolongan Allah SWT datang, seorang petugas keamanan memersilakan saya untuk shalat di Office Manager sebuah komplek restoran. Sayapun bergegas ke sana.
Di sana, ada mushala yang diperuntukkan bagi pegawai muslim, lengkap dengan toiletnya. Beruntung, saat itu saya bertanya pada orang yang tepat. Entah petugas keamanan itu muslim atau bukan, yang pasti ia telah menjadi jalan penolong bagi saya untuk dapat menunaikan shalat. Alhamdulillaah... Selalu ada jalan dari setiap ikhtiar yang optimal.
Dipersilahkan untuk menyebarkan tulisan ini dalam bentuk apa pun, asalkan tetap menjaga kode etik dengan mencantumkan Mujahid Alamaya sebagai penulisnya dan KotaSantri.com sebagai sumbernya.