QS. Muhammad : 7 : "Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.
"
|
http://www.sofyanarif.web.id/ | |
emsofyan.arif@gmail.com | |
vyan_arief@yahoo.co.id | |
sofyan.arif45 | |
http://facebook.com/soefyanarif | |
http://twitter.com/sofyan_arif |
Senin, 11 Maret 2013 pukul 08:30 WIB
Penulis : Muhammad Sofyan Arif
Kehidupan ini penuh dengan imajinasi dan lagu yang meninabobokan. Mengapa bisa terjadi demikian? Mari kita mulai telaah dari aktifitas kita sehari-hari.
Media berperan penting dalam merubah sikap kita saat ini. Apa yang dilihat bisa jadi itu yang diikutinya. Peran media, baik itu melalui televisi, radio, majalah, koran, dan sejenisnya, sudah menjadi makanan ringan sehari-hari. Mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi, media televisi menayangkan tontonan yang secara mayoritas kurang mendidik. Tontonan tersebut membuat para penonton kemudian berimajinasi dan berfikir yang terkadang di luar kewajaran.
Lagu yang diputarpun kebanyakan lagu-lagu yang melow. Lagu ketika yang sedang mengalami kesedihan tambah sedih, yang sedang susah tambah susah. Karena lagu tersebut tidak mencerminkan semangat untuk keluar dari kesusahan. Misalnya ketika kita sedang susah, kemudian menyanyikan lagu :
buat apa susah
buat apa susah
susah itu tak ada gunanya
Lirik lagu di atas bisa memotivasi kita untuk mencoba keluar dari kesusahan, bukannya kita terus-terusan berada pada zona nyaman kesusahan. Wagu kan kalau begitu?
Itulah kenyataan gaya hidup sekarang. Tidak bisa dihindari lagi. Namun kenapa mereka itu tidak pernah mau sedikit berfikir, betapa kita dijajah oleh media-media itu? Gaya glamour dan hedonis menjadi inspirasi remaja. Imajinasi tinggi, ingin sukses cepat, lulus cepat, kaya cepat. Namun hanya nonton tv saja aktifitas sehari-harinya.
Dipersilahkan untuk menyebarkan tulisan ini dalam bentuk apa pun, asalkan tetap menjaga kode etik dengan mencantumkan Muhammad Sofyan Arif sebagai penulisnya dan KotaSantri.com sebagai sumbernya.