HR. Ahmad : "Sebaik-baik manusia adalah orang yang panjang umurnya dan baik amalannya."
Alamat Akun
http://kopiradix.kotasantri.com
Bergabung
1 Mei 2009 pukul 23:11 WIB
Domisili
Jakarta Selatan - DKI Jakarta
Pekerjaan
Mahasiswa
Tulisan Muhammad Lainnya
Kita dan Rasa Malu
1 November 2013 pukul 21:00 WIB
Menjaga Kemuliaan Diri dengan Nafkah yang Halal
23 Oktober 2013 pukul 19:00 WIB
Bangunan Tinggi
11 Oktober 2013 pukul 21:00 WIB
Nenek yang Lumpuh
8 Oktober 2013 pukul 22:00 WIB
Dan Gunung pun Menangis
30 September 2013 pukul 23:32 WIB
Pelangi
Pelangi » Pernik

Ahad, 10 November 2013 pukul 22:00 WIB

Pertaubatan di Pinggir Danau

Penulis : Muhammad Nahar

Dia mengendap-endap, kain hitam menutup wajahnya, sementara tudung jaket berwarna hitam senada menutupi kepalanya.

Tangannya meraba gagang belati yang terselip di pinggangnya. "Kini saatnya telah tiba," demikian terbersit dalam hatinya.

Berhari-hari dia mempertimbangkan aksinya kali ini, karena baru sekali ini dia bersiap melakukan kejahatan berencana, kejahatan yang sama yang terjadi jutaan tahun yang lalu, saat keturunan awal manusia melakukan kejahatan pertama di muka bumi ini, pembunuhan.

Semua terjadi karena cintanya yang tak terbalas, maka dia bertekad membalas dendam.

Namun,

Tiba-tiba dia merasa ragu, sangat ragu. Keraguan yang menjalar perlahan di dalam dirinya, yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.

Dia pergi, menuju kendaarannya.

Dia membelokkan kendaraannya, pergi ke tepian sebuah danau yang luas dan dalam.

Malam itu, bulan perak bersinar pucat, terpantul indah di permukaan air danau yang tenang bagaikan cermin.

Perlahan udara malam yang sejuk itu mengalir masuk dan keluar paru-parunya. Dia rasakan hal itu sebagai nikmat, yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Dia rasakan udara itu menyegarkan jiwanya yang panas membara selama ini.

“Tuhanku, ampunilah aku,” katanya lirih sambil berlutut di pinggir danau.

“Lindungilah hambaMu yang lemah ini dari kejahatan diriku sendiri, yang sangat menginginkan apa yang sesungguhnya tidak pantas aku dapatkan.“

Sebagaimana pula tekad untuk berbuat jahat nekad, perlahan tapi pasti memudar sebagaimana es batu mencair di bawah panasnya matahari.

Matanya yang dibutakan oleh ambisi, perlahan mulai terbuka dan mulai bisa melihat kenyataan yang ada.

Hatinya yang terbakar api dendam yang membara, perlahan mulai mendingin bagai disirami air dingin.

Dia lemparkan belatinya yang tajam itu, simbol tekadnya untuk berbuat jahat, ke danau yang dalam itu. Sebagaimana Girflet, atas perintah King Arthur, melemparkan pedang Excalibur ke danau.

Tanda taubat nasuha yang dia lakukan, bersumpah untuk tidak lagi tergoda melakukan perbuatan jahat dan nekat, untuk kembali meniti jalan yang lurus.

Air mata penyesalan tak henti mengalir dari matanya, saat dia kembali ke tempat tinggalnya.

Suara adzan subuh perlahan mengetuk gendang telinganya, dia pergi ke surau terdekat untuk melaksanakn kewajiban dan mohon ampun pada Rabb-nya yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Maha Menerima Taubat siapapun yang mau bertaubat.

Setelah pulang dari surau, sesudah melantunkan seluruh do'a yang dia bisa, terasa lega dan ringan seakan-akan beban berat sudah terangkat dari punggungnya.

Kehangatan surya pagi menyapanya, seakan-akan sinar itu menepuk lembut bahunya, seperti suatu persetujuan akan pertaubatannya. Diapun tersenyum.

Dalam perjalanan pulang, terdengar lantunan lagu dari gang dekat tempat tinggalnya, "Kau reguk habis semua do'a-do'a dari surau depan rumah yang kau sewa, tak terasa surya duduk di kepala, adzan subuh masih di telinga."

Suka

Dipersilahkan untuk menyebarkan tulisan ini dalam bentuk apa pun, asalkan tetap menjaga kode etik dengan mencantumkan Muhammad Nahar sebagai penulisnya dan KotaSantri.com sebagai sumbernya.

Nia | Guru
KotaSantri.com top dech. Artikelnya bagus-bagus banget, sangat menyentuh kalbuku sampe berurai air mata membacanya dan sarat dengan hikmah. Bukankah hikmah adalah milik para mukmin yang tercecer? So, buruan gabung.
KotaSantri.com © 2002 - 2024
Iklan  •  Jejaring  •  Kontak  •  Kru  •  Penulis  •  Profil  •  Sangkalan  •  Santri Peduli  •  Testimoni

Pemuatan Halaman dalam 0.1046 Detik

Tampilan Terbaik dengan Menggunakan Mozilla Firefox Versi 3.0.5 dan Resolusi 1024 x 768 Pixels