Umar bin Khattab : "Kebajikan yang ringan adalah menunjukkan muka berseri-seri dan mengucapkan kata-kata yang lemah lembut."
Alamat Akun
http://mumtahah_annisa.kotasantri.com
Bergabung
19 Februari 2009 pukul 13:00 WIB
Domisili
Jakarta Barat - DKI Jakarta
Pekerjaan
IRT
http://li4ni.multiply.com
Tulisan Mumtahah Lainnya
Bagaimana Seorang Muslimah Memanfaatkan Waktunya?
17 Oktober 2013 pukul 20:00 WIB
7 Faktor Kehancuran Keluarga
12 Oktober 2013 pukul 19:19 WIB
5 Pilar Keluarga Sakinah
31 Agustus 2013 pukul 21:21 WIB
Kejarlah Ilmu, Wahai Muslimah
29 Agustus 2013 pukul 22:00 WIB
Ramadhan Bulan Keluarga
13 Juli 2013 pukul 21:21 WIB
Pelangi
Pelangi » Keluarga

Sabtu, 23 November 2013 pukul 21:00 WIB

Kualitas Keluarga Sakinah

Penulis : Mumtahah Annisa

Ternyata resep membangun keluarga sakinah tidak berubah. Dalam zaman apapun, jika petunjuk Rasul diikuti, maka pada keluarga itu akan terbangun benteng yang resisten terhadap penyakit kerangkeng sosial. Sebagai gambaran, ada beberapa tingkatan kualitas keluarga, yakni :

Pertama, kualitas mutiara. Mutiara tetaplah mutiara meski terendam puluhan tahun di dalam lumpur. Keluarga yang berkualitas mutiara, meski hidup di zaman yang rusak atau tinggal di lingkungan sosial yang rusak, ia tetap terpelihara sebagai keluarga yang indah dengan pribadi-pribadi yang kuat. Keluarga ini memiliki mekanisme dan sistem dalam pergaulan sosial yang menjamin keutuhan kualitasnya meski di tengah masyarakat yang tak berkualitas.

Kedua, kualitas kayu. Kursi kayu akan tetap kuat dan indah jika berada dalam ruang yang terlindung, tetapi jika terkena panas dan hujan, lama kelamaan akan rusak. Model keluarga seperti ini sepertinya terpengaruh oleh lingkungan negatif masyarakatnya, tetapi sebenarnya yang terpengaruh hanya lahirnya saja. Mungkin hanya mode pakaiannya, hanya kemasan lahirnya, sedangkan etosnya, semangatnya, komitmennya, keteguhannya tidak terlalu terusik oleh situasi sosial. Kerusakan lahir keluarga ini dapat segera diperbaiki dengan sedikit shock therapy, dengan sedikit pendisiplinan kembali, seperti kursi yang rusak karena kehujanan bisa diperbaiki dengan dipoliytur kembali.

Ketiga, kualitas kertas. Apalagi sekelas kertas tissue, ia segera akan hancur jika terendam air. Model keluarga seperti ini sangat rapuh terhadap dinamika sosial. Mereka mudah mengikuti trend zaman dengan segala macam aksesorisnya, sehingga identitas asli keluarga itu hampir tidak lagi nampak. Segala macam trend masyarakat diikuti dengan semangat, tanpa mempertimbangkan esensinya. Dibutuhkan "laminating" sosial untuk melindungi keluarga seperti ini dari pengaruh buruk masyarakatnya. Laminating sosial bisa berbentuk pakaian, yaitu mengenakan pakaian yang dikenali sebagai pakaian orang baik-baik, misalnya busana muslimah. Bisa juga menjadi anggota dari club atau kumpulan orang-orang yang dikenali sebagai kumpulan orang-orang baik, misalnya menjadi anggota majelis pengajian atau organisasi yang dikenal melakukan aktifitas keagamaan berstruktur, atau tinggal di dalam lingkungan yang ketat sistem pemeliharaan identitasnya.

Dari Tulisan Agus Syafi'i

http://li4ni.multiply.com

Suka

Dipersilahkan untuk menyebarkan tulisan ini dalam bentuk apa pun, asalkan tetap menjaga kode etik dengan mencantumkan Mumtahah Annisa sebagai penulisnya dan KotaSantri.com sebagai sumbernya.

PROF | Clothing Designer
Sukses bwat KOTASANTRI.COM ...
KotaSantri.com © 2002 - 2025
Iklan  •  Jejaring  •  Kontak  •  Kru  •  Penulis  •  Profil  •  Sangkalan  •  Santri Peduli  •  Testimoni

Pemuatan Halaman dalam 0.1134 Detik

Tampilan Terbaik dengan Menggunakan Mozilla Firefox Versi 3.0.5 dan Resolusi 1024 x 768 Pixels