HR. Ibnu Majah dan Abi Ad-Dunya : "Secerdik-cerdik manusia ialah orang yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling gigih membuat persiapan dalam menghadapi kematian itu."
Alamat Akun
http://mumtahah_annisa.kotasantri.com
Bergabung
19 Februari 2009 pukul 13:00 WIB
Domisili
Jakarta Barat - DKI Jakarta
Pekerjaan
IRT
http://li4ni.multiply.com
Tulisan Mumtahah Lainnya
5 Pilar Keluarga Sakinah
31 Agustus 2013 pukul 21:21 WIB
Kejarlah Ilmu, Wahai Muslimah
29 Agustus 2013 pukul 22:00 WIB
Ramadhan Bulan Keluarga
13 Juli 2013 pukul 21:21 WIB
Keikutsertaan Wanita dalam Masalah Warisan
20 Juni 2013 pukul 21:00 WIB
Mendurhakai Anak
1 Juni 2013 pukul 17:00 WIB
Pelangi
Pelangi » Keluarga

Sabtu, 12 Oktober 2013 pukul 19:19 WIB

7 Faktor Kehancuran Keluarga

Penulis : Mumtahah Annisa

Di dalam rumah tangga, selalu memiliki rintangan dan penyebab kehancuran. Dalam pandangan Psikofitrah, ada 7 penyebab kehancuran keluarga. Kehancuran keluarga di tengah masyarakat, berarti juga kehancuran satu bangsa, sebab keluarga adalah cermin dari satu bangsa.

1. Aqidah yang keliru atau sesat, misalnya mempercayai kekuatan dukun, magis, dan sebangsanya. Bimbingan dukun dan sebangsanya bukan saja membuat langkah hidup tidak rasionil, tetapi juga bisa menyesatkan pada bencana yang fatal.

2. Makanan yang tidak halalan thayyiban. Menurut hadits Nabi, sepotong daging dalam tubuh manusia yang berasal dari makanan haram, cenderung mendorong pada perbuatan yang haram juga. Semakna dengan makanan, juga rumah, mobil, pakaian, dan lain-lainnya.

3. Kemewahan. Menurut Al-Qur'an, kehancuran suatu bangsa dimulai dengan kecenderungan hidup mewah, mutrafin (QS. 17 : 16). Sebaliknya, kesederhanaan akan menjadi benteng kebenaran. Keluarga yang memiliki pola hidup mewah, mudah terjerumus pada keserakahan dan perilaku menyimpang yang ujungnya menghancurkan keindahan hidup berkeluarga.

4. Pergaulan yang tidak terjaga kesopanannya (dapat mendatangkan WIL dan PIL). Oleh karena itu, suami atau isteri harus menjauhi "berduaan" dengan yang bukan muhrim, sebab meskipun pada mulanya tidak ada maksud apa-apa atau bahkan bermaksud baik, tetapi suasana psikologis "berduaan" akan dapat menggiring pada perselingkuhan.

5. Kebodohan. Kebodohan ada yang bersifat matematis, logis, dan ada juga kebodohan sosial. Pertimbangan hidup tidak selamanya matematis dan logis, tetapi juga ada pertimbangan logika sosial dan matematika sosial.

6. Akhlak yang rendah. Akhlak adalah keadaan batin yang menjadi penggerak tingkah laku. Orang yang kualitas batinnya rendah mudah terjerumus pada perilaku rendah yang sangat merugikan.

7. Jauh dari agama. Agama adalah tuntunan hidup. Orang yang mematuhi agama meski tidak pandai, dijamin perjalanan hidupnya tidak menyimpang terlalu jauh dari rel kebenaran. Orang yang jauh dari agama mudah tertipu oleh sesuatu yang seakan-akan "menjanjikan" padahal palsu.

Dari Tulisan Agus Syafi'i

http://li4ni.multiply.com

Suka
Sutarno menyukai tulisan ini.

Dipersilahkan untuk menyebarkan tulisan ini dalam bentuk apa pun, asalkan tetap menjaga kode etik dengan mencantumkan Mumtahah Annisa sebagai penulisnya dan KotaSantri.com sebagai sumbernya.

Angga Ciptadi | Karyawan
Sering-sering maen ke web ini, biar terus dapat insiprasi + motivasi dalam menjalani hari. Mudah-mudahan berkah.
KotaSantri.com © 2002 - 2025
Iklan  •  Jejaring  •  Kontak  •  Kru  •  Penulis  •  Profil  •  Sangkalan  •  Santri Peduli  •  Testimoni

Pemuatan Halaman dalam 0.1067 Detik

Tampilan Terbaik dengan Menggunakan Mozilla Firefox Versi 3.0.5 dan Resolusi 1024 x 768 Pixels