Ali Bin Abi Thalib : "Hati orang bodoh terdapat pada lidahnya, sedangkan lidah orang berakal terdapat pada hatinya."
Alamat Akun
http://kopiradix.kotasantri.com
Bergabung
1 Mei 2009 pukul 23:11 WIB
Domisili
Jakarta Selatan - DKI Jakarta
Pekerjaan
Mahasiswa
Tulisan Muhammad Lainnya
Situ Gintung
22 Juni 2013 pukul 08:00 WIB
Untuk Apa Mengkaji Zionisme?
16 Juni 2013 pukul 21:00 WIB
Siapkah Kita Menghadapi Ramadhan?
10 Juni 2013 pukul 20:00 WIB
Jakarta-ku Sayang, Jakarta-ku Malang
4 Juni 2013 pukul 22:00 WIB
Pengajian kok Bikin Jalan Macet?
23 Mei 2013 pukul 19:00 WIB
Pelangi
Pelangi » Pernik

Ahad, 23 Juni 2013 pukul 11:00 WIB

Terapi Patah Hati

Penulis : Muhammad Nahar

“Ya Allah .. walaupun rasa rokok ini mulai pahit .. namun masih ada keinginan merokok .. saya ikhlas .. saya pasrah” kata lelaki yang sedang merokok itu. Rahman, si terapis, masih mengetuk-ngetuk titik – titik tertentu pada tubuh si perokok. Sementara itu, rekannya sesama terapis yang lebih senior, Arifin, sedang mengamati kedua lelaki tersebut.

Tak lama kemudian Rahman pun memberi sedikit nasihat pada si perokok “Mas, coba setiap kali merokok ingat istri mas yang meminta pada saya untuk menterapi mas. Banyak lelaki yang mengharpakan cinta perempuan yang sekarang menjadi istri mas Gatot. Namun, Vina sudah menjatuhkan pilihan sama mas Gatot, maka cintailah dia dengan berhenti merokok mas, bisa kan?”

“Iya mas, Insya Allah …” kata mas Gatot. Tak lama kemudian, datanglah seorang perempuan cantik yang bertubuh tinggi ramping. “Gimana mas” tanya perempuan itu pada Mas Gatot. “Insya Allah keinginan untuk merokok sudah berkurang. Kalau perlu nanti saya hubungi mas Rahman lagi” kata mas Gatot seraya berpaling ke mas Rahman.

Rahman pun tersenyum. Gatot pun bersalaman memeluk Rahman dan ARifin. Setelah kedua pasangan itu berlalu, Rahman pun kembali terduduk, air mata mengalir perlahan melalui pipinya.

Arifin melihat keganjilan itu dan berkata “Ada apa Man?” Rahman pun menjawab “Salah satu orang yang naksir berat sama Vina itu aku mas”. Suara Rahman bergetar menahan emosi yang bergejolak.

“Ya udah Man, kamu relakan saja Vina sama Gatot. Mungkin itu ujian bagi kamu” kata Arifin. “kamu masih mau bantu aku kan” tanya Rahman penuh harap. “Iya, buat kamu aku akan bantu”

Dan Ariifin pun mulai menterapi Rahman agar bisa ikhlas melepaskan Vina bersanding dengan Gatot. Sang Terapis senior itu mulai mengetuk-ngetuk titik2 di tubuh Rahman, untuk melepaskan emosi yang terpendam dalam tubuhnya.

Suka

Dipersilahkan untuk menyebarkan tulisan ini dalam bentuk apa pun, asalkan tetap menjaga kode etik dengan mencantumkan Muhammad Nahar sebagai penulisnya dan KotaSantri.com sebagai sumbernya.

Angga Ciptadi | Karyawan
Sering-sering maen ke web ini, biar terus dapat insiprasi + motivasi dalam menjalani hari. Mudah-mudahan berkah.
KotaSantri.com © 2002 - 2024
Iklan  •  Jejaring  •  Kontak  •  Kru  •  Penulis  •  Profil  •  Sangkalan  •  Santri Peduli  •  Testimoni

Pemuatan Halaman dalam 0.1125 Detik

Tampilan Terbaik dengan Menggunakan Mozilla Firefox Versi 3.0.5 dan Resolusi 1024 x 768 Pixels