HR. At-Tirmidzi : "Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Sungguh para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Sungguh mereka hanya mewariskan ilmu. Maka barangsiapa mengambil warisan tersebut, ia telah mengambil bagian yang banyak."
Alamat Akun
http://mutiara.kotasantri.com
Bergabung
10 Maret 2011 pukul 10:29 WIB
Domisili
Surabaya - Jawa Timur
Pekerjaan
Swasta
http://catatanmutiaraku.blogspot.com
khumaidah@yahoo.com.au
Tulisan Luluk Lainnya
Pantaskah Aku?
20 April 2011 pukul 15:00 WIB
Tangis Sujudku
28 Maret 2011 pukul 13:40 WIB
Uangku ya Uangku, Uangmu ya Uangku
20 Maret 2011 pukul 10:15 WIB
Ajarilah Aku
14 Maret 2011 pukul 14:14 WIB
Pelangi
Pelangi » Pernik

Ahad, 4 Maret 2012 pukul 10:30 WIB

Di Atas Pusara Itu

Penulis : Luluk Khumaidah

Gadis berkerudung merah jambu itu merenung sambil sesekali tangannya mencabuti rumput yang tumbuh liar di atas pusara Abahnya. Lama dia tak menjenguknya. Air matanya pun mengalir deras.

***

“Abah, Sasa berangkat dulu, ya!” teriaknya sambil setengah berlari ia berpamitan pada Abahnya.

Kontan saja Abahnya terkejut mendengarnya.

“Lembutkan suaramu, Nduk, itu tanda cinta terhadap Nabimu,” tegur Abahnya kala itu.

“Astaghfirullah, mau ke mana dengan pakaianmu seperti itu, Nduk!”

“Ada acara temu kangen sama teman-teman SMA-ku dulu, Bah,” jawab Sasa dengan entengnya.

“Udah ya, Bah, keburu telat, nih!” ucapnya dengan merengek.

“Kamu nggak malu sama Allah. Wanita itu wajib menutup auratnya, Nduk, bukan malah diumbar dan dipertontonkan kepada yang bukan muhrimnya.”

“Ah, Abah kayak nggak tahu aja. Ini kan model baju yang lagi ngetren sekarang, Bah.”

“Astaghfirullah! Nyebut, Nduk, sama Gusti Allah. Coba kalau nanti kamu dipanggil Gusti Allah dalam keadaan belum berjilbab, jawaban seperti apa yang akan kamu berikan, Nduk?!”

Sasa tak lagi berani melihat wajah Abahnya. Dia pun menunduk tak lagi bicara. Dia paling takut kalau mendengar tentang kematian.

“Sudahlah, Bah, masih ada hari esok,” ucap istrinya pelan.

“Bu, sebentar lagi petang, tidak akan sempat lagi kita mengajarinya tentang ada dan ketiadaan. Ingat, gunakan waktu luang sebelum waktu sempit, anak kita perlu mengenal kematian, agar kelak dia akan lebih bertaqwa kepada Yang Menyembunyikan siang ketika datang waktu malam. Setiap manusia pasti akan kembali kepada-Nya. Kita tidak akan pernah tahu kapan dan di mana. Aku khawatir nanti sepeninggalku, aku belum bisa membina dan mendidik keluarga ini menjadi keluarga yang sakinah. Keluarga yang dipenuhi dengan Rahmat dan Ridha Allah. Dan kelak di akhirat, semua itu akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah.”

“Injih Abah.”

Tiba-tiba…

“Nduk, ayo kita pulang! Tuh, kasihan Nak Herman sudah menunggu lama,” ucap Ibunya pelan membuyarkan lamunannya.

“Bu, aku masih kangen Abah. Ijinkan aku barang sebentar untuk mendo'akan Abah, ya!” pinta Sasa kepada Ibunya sambil melirik suami tercintanya.

“Ah, wajah tampan itu tersenyum santun kepadaku. Ya Allah, aku bersyukur kepada-Mu telah Engkau beri aku suami yang shaleh. Suami yang bisa mendekatkanku kepada-Mu. Terima kasih, Ya Allah,” gumam Sasa sambil mengusap airmatanya.

Lalu dia pun larut dalam do'anya.

http://catatanmutiaraku.blogspot.com

Suka

Dipersilahkan untuk menyebarkan tulisan ini dalam bentuk apa pun, asalkan tetap menjaga kode etik dengan mencantumkan Luluk Khumaidah sebagai penulisnya dan KotaSantri.com sebagai sumbernya.

PROF | Clothing Designer
Sukses bwat KOTASANTRI.COM ...
KotaSantri.com © 2002 - 2025
Iklan  •  Jejaring  •  Kontak  •  Kru  •  Penulis  •  Profil  •  Sangkalan  •  Santri Peduli  •  Testimoni

Pemuatan Halaman dalam 0.1477 Detik

Tampilan Terbaik dengan Menggunakan Mozilla Firefox Versi 3.0.5 dan Resolusi 1024 x 768 Pixels