Ust. Aam Amiruddin : "Sesungguhnya sepercik kejujuran lebih berharga dari sebongkah cinta. Apa arti sebongkah cinta kalau dibangun di atas kebohongan? Pasti rapuh bukan? Betapa indahnya apabila kejujuran dan cinta ada pada diri seseorang. Beruntunglah Anda yang memiliki kejujuran dan ketulusan cinta."
Alamat Akun
http://ardadinata.kotasantri.com
Bergabung
4 Februari 2009 pukul 13:00 WIB
Domisili
Ciamis - Jawa Barat
Pekerjaan
Penulis dan PNS
Arda Dinata adalah Penulis, Motivator, dan Pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia.
http://www.ardadinata.web.id
http://facebook.com/ardadinata
http://twitter.com/ardadinata
Tulisan @ Lainnya
Berpikir untuk Setelah Mati
1 Juli 2009 pukul 17:00 WIB
Akhlak Islam, Pembentuk Pribadi Unggul
13 Mei 2009 pukul 17:54 WIB
Indahnya Keluarga Berkualitas
9 Mei 2009 pukul 17:35 WIB
Bermain, Cara Anak Belajar Kehidupan
18 April 2009 pukul 18:33 WIB
Kartini dan Muslimah Sejati
16 April 2009 pukul 21:18 WIB
Pelangi
Pelangi » Keluarga

Sabtu, 4 Juli 2009 pukul 18:11 WIB

Menyikapi Kematian Anak

Penulis : @ Arda Dinata

"Ya Allah, ringankanlah kami menanggung beban musibah dunia. Berikanlah kami sifat ridha atas qadha dan qadharMu. Pimpinlah kami di dunia dan di akhirat, karena hanya Engkau-lah sebaik-baik pemimpin, wahai Tuhan Seru sekalian alam."

Diceritakan dalam riwayat Bukhari dan Muslim dari Anas RA bahwa anak Thalhah merintih sakit, sedangkan Abu Thalhah ke luar rumah. Kemudian anak itu meninggal dunia. Ketika Abu Thalhah pulang, ia bertanya, "Bagaimana keadaan anakku?"

Ummu Sulaim (ibu anak itu) menjawab, "Ia tenang seperti sedia kala (yang dimaksud adalah meninggal dunia, sedangkan Abu Thalhah mengira bahwa anaknya itu dalam keadaan sehat)." Kemudian Ummu Sulaim menyediakan makan malam untuk Abu Thalhah. Setelah itu, ia berhias diri, lebih cantik daripada biasanya, hingga Abu Thalhah menggaulinya.

Setelah ia melihat bahwa suaminya sudah melepaskan rindunya dan merasa puas, Ummu Sulaim berkata kepada suaminya, "Wahai Abu Thalhah, bagaimana pendapatmu, jika suatu kaum meminjamkan suatu pinjaman, apakah yang meminjam itu berhak menolak mereka jika memintanya kembali?"

Abu Thalhah menjawab, "Tentu saja tidak!" Kemudian Ummu Sulaim berkata, "Demikian pula dengan anakmu. Anakmu telah meninggal dunia, maka mintalah pahala dari Allah."

Abu Thalhah berkata sambil marah, "Engkau telah membiarkan aku, hingga setelah aku berjunub karena bergaul denganmu, engkau beritahukan tentang anakku." Kemudian ia pergi mendatangi Rasulullah SAW untuk memberitahukan apa yang terjadi.

Rasulullah SAW membenarkan apa yang telah dikerjakan oleh Ummu Sulaim, lalu bersabda, "Semoga Allah memberkahi malam kalian berdua." Dan dalam sebuah riwayat dikatakan, beliau bersabda, "Ya Allah, berilah berkah kepada mereka berdua."

Kemudian Ummu Sulaim melahirkan seorang anak kembali yang diberi nama Abdullah oleh Nabi SAW. Dan salah seorang di antara kaum Anshar berkata, "Kemudian aku melihat tujuh orang anak, semuanya pandai membaca Al-Qur'an, yakni anak-anak dari Abdullah. Semua itu, tidak lain karena dikabulkannya do'a Rasulullah SAW ketika berdo'a, 'Ya Allah, berikanlah berkah kepada mereka berdua.'."

Kisah di atas, telah mengajarkan kepada kita bahwa di antara sikap patriotisme imani yang dimiliki oleh istri-istri para sahabat yang menunjukkan kesabaran, keridhaan, dan keimanan ketika kematian anaknya, adalah sikap tabah Ummu Sulaim. Sikap inilah yang senantiasa mesti kita tiru dan dibangun dalam sebuah keluarga muslim. Lalu, jangan lupa dalam menghadapi cobaan hidup itu kita berdo'a, "Ya Allah, ringankanlah kami menanggung beban musibah dunia. Berikanlah kami sifat ridha atas qadha dan qadharMu. Pimpinlah kami di dunia dan di akhirat, karena hanya Engkau-lah sebaik-baik pemimpin, wahai Tuhan Seru sekalian alam."

Menyikapi fenomena itu, Dr. Abdullah Nashih Ulwan mengungkapkan, ketika seorang muslim mencapai taraf iman dan keyakinan yang tinggi, mempercayai ketentuan takdir, baik dan buruknya itu adalah dari Allah SWT, maka akan tampak kecil segala peristiwa dan musibah yang menimpa dirinya. Ia akan berserah diri kepada Allah SWT, jiwanya akan merasa tenang, hatinya akan tabah menghadapi cobaan, ridha akan ketentuan Allah dan tunduk kepada takdirNya.

Sehingga dengan berlandaskan iman semacam itu, Nabi SAW telah memberitahukan kepada umatnya bahwa siapa pun yang ditinggal oleh kematian anaknya, kemudian ia bersabar dan mengucapkan, "Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Raji'un." (Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan sesungguhnya kepadaNyalah kami akan kembali). Maka Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di surga yang diberi nama Baitul Hamdi (Rumah Pujian).

Akhirnya, tidak diragukan lagi, jika iman kepada Allah SWT ini benar-benar telah meresap di dalam kalbu. Ia akan membuat keajaiban-keajaiban. Sebab, iman itu sesungguhnya dapat mengubah seseorang dari kondisi lemah menjadi kuat. Pengecut menjadi pemberani. Bakhil menjadi dermawan. Dan dari gelisah menjadi tabah.

Wallahu a'lam.

http://www.ardadinata.web.id

Suka

Dipersilahkan untuk menyebarkan tulisan ini dalam bentuk apa pun, asalkan tetap menjaga kode etik dengan mencantumkan @ Arda Dinata sebagai penulisnya dan KotaSantri.com sebagai sumbernya.

Eno Karta Susana | Guru
Subhanallah... KSC bisa dijadikan sebagai sarana kreativitas, nambah ilmu, dan mempererat tali silaturrahim. Tapi tetap kita harus berusaha menjaga niat. Semoga bermanfaat. Aamiin...
KotaSantri.com © 2002 - 2025
Iklan  •  Jejaring  •  Kontak  •  Kru  •  Penulis  •  Profil  •  Sangkalan  •  Santri Peduli  •  Testimoni

Pemuatan Halaman dalam 0.0832 Detik

Tampilan Terbaik dengan Menggunakan Mozilla Firefox Versi 3.0.5 dan Resolusi 1024 x 768 Pixels