HR. At-Tirmidzi : "Ya Allah, sesungguhnya aku mohon perlindungan kepada Engkau dari hati yang tidak pernah tunduk, dari do'a yang tidak didengar, dari jiwa (nafsu) yang tidak pernah merasa puas, dan dari ilmu yang tidak bermanfaat."
Alamat Akun
http://ibnu_wsp.kotasantri.com
Bergabung
2 November 2011 pukul 08:32 WIB
Domisili
Langsa - Aceh
Pekerjaan
Swasta
Tulisan Ibnu Lainnya
Mengenal Aliran Sesat
31 Maret 2012 pukul 12:00 WIB
Ketika Api Kedap-Kedip
14 Maret 2012 pukul 16:30 WIB
Saya ini Tukang Parkir, Kamu Siapa?
30 November 2011 pukul 11:00 WIB
Pelangi
Pelangi » Jurnal

Sabtu, 12 Mei 2012 pukul 17:00 WIB

Mari Selamatkan Moral Anak Bangsa

Penulis : Ibnu Sa'dan

"Dan ingatlah hamba-hamba Kami; Ibrahim, Ishaq, dan Yakub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. Sesungguhnya Kami telah menyucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi, yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling baik. Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa’, dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik. Ini adalah kehormatan (bagi mereka). Dan sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa benar-benar (disediakan) tempat kembali yang baik." (QS. Shaad [38] : 45 – 49).

Ketika saya membaca kata kata indah yang menyejukan hati dan menaruh harapan besar yang bukan hanya kepada pemerintah pusat maupun daerah saja melainkan berharap juga kepada semua kalangan masyarakat, baik pusat sampai ke pelosok tanah air Indonesia yang tercinta ini, agar semua kepala daerahnya serta siapapun berani bukan hanya kata kata saja akan tetapi yang terpenting pelaksanaan dari sebuah program pendidikan yang sangat mulia, yaitu mencanangkan Lulusan SD Wajib Bisa Baca Al-Qur'an, sebagaimana yang ditulis Antara News, 16 April 2010, tersebut terlampir di bawah ini.

Karena Pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah selama ini selalu menitikberatkan kepada peningkatan materi, pembangunan indentik dengan gedung baru, lahan baru, sawah baru, peternakan baru, sistem baru, dan masih banyak materi-materi baru yang lainnya, yang pada intinya hanya penitikberatan pada pembangunan MATERI.

Sedangkan Pembangunan di bidang Moral, lebih banyak telah diabaikan dan disepelekan serta tidak begitu dijadikan target untuk dibangun, karena merasa sudah BAIK, karena merasa sudah mendapat gelar bangsa yang LEMAH LEMBUT, dan karena pembangunan Moral disepelekan dan diabaikan, maka KINI Indonesia-pun perlahan tapi pasti telah bergerak ke era dekadensi, pelunturan, penurunan moral yang sudah sangat memprihatinkan.

Ekses dari dekadensi moral di Indonesia semakin diperparah dengan jarak antara si miskin dengan si kaya begitu lebar dan dalam, yang berpendidikan tinggi dan memiliki kekuasaan penuh telah membodohi bangsanya sendiri, kita bisa lihat ada orang kaya, yang merayakan ulang tahun perkawinannya dengan bermegah-megahan dan mengundang orang-orang yang terkenal dari berbagai daerah dengan menyediakan tiket pulang pergi serta akomondasi mewah di Hotel yang terbaik.

Pada saat yang sama, saudara-saudara kita yang tinggal di bantaran sungai di kota-kota besar, dan di seluruh daerah-daerah terpencil di pelosok Tanah Air Indonesia, masih banyak kaum wanita dan kaum dhuafa yang terpaksa kerja keras memecah batu, menggali pasir, mengumpulkan sampah, buruh tani, buruh pabrik, demi memperjuangkan dan mempertahankan sebuah kehidupan, sebuah ketaatan dan sebuah kedaulatan, mempertahankan harga diri dan kesatuan Negara Republik Indonesia, dengan dibuktikan kesetiaan menyisihkan untuk tetap membayar pajak, walau anaknya harus terkalahkan untuk biaya sekolahnya, atau makan seadanya, bahkan makan nasi akingpun dijalaninya demi keutuhan NKRI, demi menjaga harkat dan martabat bangsa.

Wahai saudaraku, jika moral tidak dibina, jika moral tetap kita abaikan, jika pembangunan moral tetap kita sepelekan, pasti kondisi ini tidak akan pernah menguntungkan bagi kita semua bahkan pasti membahayakan bagi kita semua. Ini sudah terbukti dan banyak buktinya. Para pejabat dan aparatur penyelenggara Negara lebih banyak yang korup, mereka sudah tidak lagi melihat dan memiliki belas kasihan, dengan mengeruk keuntungan pribadi, untuk pesta perkawinan, dan berfoya-foya di atas penderitaan bangsanya sendiri. Anak-anak bangsa melakukan berbagai perlombaan yang tidak ada dalam daftar olahraga, lomba menjarah, lomba mencoret-coret baju, lomba konvoi, dan masih banyak perilaku yang tidak pantas mereka pertontonkan, dengan dalih MERAYAKAN KELULUSAN SEKOLAH.

Bila kita mau jujur melihat berbagai persoalan saat ini, pasti kita akan dapati bahwa kondisi ini akibat kondisi moral anak bangsa kita yang berada dalam kondisi yang lemah. Yang sangat memprihatinkan, yang jadi pegawai berlomba untuk kaya dengan korupsi, menipu dan manipulasi, sementara si miskin menjarah milik orang lain dengan dalih untuk makan. Ini semua tidak dapat dipungkiri karena ketidaktegasan dan ketidakberanian para pengambil kebijakan terdahulu dalam mencanangkan dan memutuskan sebagaimana keputusan yang telah dicontohkan oleh Pemerintah, dalam mencetak generasi penerus yang beriman, bertaqwa yang berdasarkan dan berlandaskan Iman dan Taqwa.

Padahal Negara kita sangat menjunjung tinggi Agama, yang dibuktikan dengan Ketuhanan Yang Maha Esa, dalam sila pertama dari lima sila, yang artinya dan maknanya bahwa Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaanya dan ketaqwaanya kepada Tuhan Yang Maha Esa, yaitu Allah Subhanahu Wa Ta ala.

Betapa indah dan damainya apabila program pembinaan ahlak dan moral dijalankan dengan benar, dengan penambahan jam pelajaran pada bidang Agama dan Budi Pekerti, baik di sekolah-sekolah, maupun di surau dan masjid, atau majelis taklim, sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Allah Subhanahuwataala dalam QS. Al-Baqarah [2] : 151, "Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan menyucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al-Kitab dan Al-Hikmah (As-Sunnah), serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui. Dan yang telah dicontohkan oleh Nabi dan Rasul untuk mendidik moral (akhlak) manusia dengan menggunakan cara dan sistem yang telah ditetapkan oleh Allah SWT, melalui Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Untuk itu, saya mengajak dan menghimbau kepada seluruh lapisan masyarakat Muslim, mari kita dukung dan kita jalankan Program mengajarkan Agama, baca dan tulis Al-Qur’an sejak dini bagi putra-putri kita, dan kita ajarkan serta kita didik diri kita, putra-putri kita, dan keluarga kita serta kita tanamkan pendidikan moral pada anak-anak kita dan anak-anak bangsa yang menjadi anak didik kita. Juga kita jadikan salah satu prioritas utama, dengan semboyan dan menanamkan rasa malu, dengan kenyataan yang kita lihat, kita dengar, dan kita lakukan selama ini yang ternyata, telah merugikan dan mempermalukan kita semua.

Dengan harapan dan do’a, semoga generasi penerus kita semua kelak mejadi generasi yang sanggup dan pantas menyandang gelar bangsa yang baik, bangsa yang lemah lembut dan bangsa yang beradab, dengan tekad bulat untuk meraih BALDATUN THAYYIBATUN WA RABBUN GHAFUR.

Suka

Dipersilahkan untuk menyebarkan tulisan ini dalam bentuk apa pun, asalkan tetap menjaga kode etik dengan mencantumkan Ibnu Sa'dan sebagai penulisnya dan KotaSantri.com sebagai sumbernya.

Nia | Guru
KotaSantri.com top dech. Artikelnya bagus-bagus banget, sangat menyentuh kalbuku sampe berurai air mata membacanya dan sarat dengan hikmah. Bukankah hikmah adalah milik para mukmin yang tercecer? So, buruan gabung.
KotaSantri.com © 2002 - 2024
Iklan  •  Jejaring  •  Kontak  •  Kru  •  Penulis  •  Profil  •  Sangkalan  •  Santri Peduli  •  Testimoni

Pemuatan Halaman dalam 0.1094 Detik

Tampilan Terbaik dengan Menggunakan Mozilla Firefox Versi 3.0.5 dan Resolusi 1024 x 768 Pixels