Senin, 26 Desember 2011 pukul 12:00 WIB

Tentang Harapan

Penulis : Nurfitri Rahmawati

Takkan lagi kugantungkan harapanku padamu. Salahku selama ini terlalu berharap padamu, meski aku tahu itu tak seharusnya.

Dan akhirnya akupun kecewa, saat bertemu dengan kenyataan bahwa kau tak sesuai harapanku. Pun kau tak bisa memenuhi semua janji yang pernah kau ucapkan.

Kekecewaan itu berbuah rasa sakit, ketika aku mendapati bahwa kepercayaanku pun kau khianati. Rasa percayaku yang memang berlebih, akhirnya justru membuatmu berpaling dariku, meskipun kau pernah berjanji, akan selalu setia.

Rasa sakit itu kualirkan lewat sungai yang tak hentinya mengalir di kedua pipiku. Penyesalan yang mendalam karena aku terlalu menyayangimu. Ketulusanku, kesetiaanku, telah kau balas dengan sejuta luka yang perihnya tak terkira. Ke manakah perginya semua janji yang pernah kau ucapkan yang disaksikan berpuluh pasang mata di hari bahagia kita?

Saat sungai kecil itu berhenti mengalir, hanya sesak yang tersisa. Ditemani rasa sesal dan keinginan untuk keluar dari keadaan yang membuatku tak nyaman.

Kutahu ini salahku, terlalu mencintaimu. Seharusnya ada yang lebih berhak untuk itu, Allah.
Kutahu ini khilafku, terlalu berharap padamu. Meski aku tahu, kaupun menggantungkan harapmu pada yang lain, Allah.
Kuanggap ini teguran dariNYA, agar aku berhenti mengagungkan cintaku padamu. Kupilih merelakanmu untuknya.
Kuanggap ini adalah waktuku, kesempatan yang diberikan olehNYA, agar aku mulai menaruh seluruh harapanku hanya padaNYA, tak lagi bergantung padamu.

Gantungkanlah semua harapan hanya kepada Yang Maha Pencipta, bukan kepada ciptaanNYA.

http://nurvhie.wordpress.com/

Suka

Dipersilahkan untuk menyebarkan tulisan ini dalam bentuk apa pun, asalkan tetap menjaga kode etik dengan mencantumkan Nurfitri Rahmawati sebagai penulisnya dan KotaSantri.com sebagai sumbernya.