QS. Muhammad : 7 : "Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. "
Alamat Akun
http://abisabila.kotasantri.com
Bergabung
30 Oktober 2009 pukul 19:46 WIB
Domisili
Tangerang - Banten
Pekerjaan
swasta
Seorang pembaca yang sedang belajar menulis.
http://www.abisabila.com
http://facebook.com/abi.sabila
http://twitter.com/AbiSabila
Catatan Abi Lainnya
Tahan dan Kendalikan!
24 Juli 2012 pukul 19:55 WIB
Sesal Di Sana Tiada Berguna
28 Juni 2012 pukul 05:40 WIB
Ikhlas Sih, Tapi...
15 Juni 2012 pukul 14:54 WIB
Mendung Belum Tentu Hujan
5 Juni 2012 pukul 06:19 WIB
Catatan
Kamis, 2 Agustus 2012 pukul 07:34 WIB
Kita Berkeinginan, Allah Memberi Jalan

Oleh Abi Sabila

Bagi setiap muslim, bulan Ramadhan selalu berkesan, pun bagi keluarga Pak Fulan. Ramadhan kali ini menjadi salah satu yang tak akan mereka lupakan. Semua berawal dari keinginan Dimas - sebut saja demikian - untuk pindah sekolah dari SMP umum ke pesantren modern.

Tidak akan mengejutkan bila keinginan ini disampaikan setahun dulu, atau setidaknya seminggu yang lalu, sebelum mulai tahun ajaran baru. Saat itu, Dimas tercatat sebagai siswa kelas dua di sebuah sekolah SMP swasta, tak jauh dari tempat tinggal mereka. Namun seminggu setelah memasuki tahun ajaran baru, tiba-iba Dimas meminta untuk pindah ke pesantren. Pak Fulan tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Sesungguhnya memasukkan Dimas ke pesantren adalah juga keinginannya sejak lama, hanya saat itu Dimas menolaknya.

Jer basuki mawa beya, begitu bunyi pepatah dalam bahasa Jawa. Melihat keseriusan putra kesayangannya, Pak Fulan tak lagi banyak bertanya meski sebenarnya ia terkendala masalah biaya. Setelah berdiskusi dengan sang istri, akhirnya disepakati bahwa mereka akan meminta tolong pada salah satu tetangga, meminjam uang padanya. Meski mereka tahu sang tetangga juga membutuhkan banyak biaya untuk sekolah anaknya, tapi kebutuhanlah yang menuntun langkah mereka ke sana.

Dengan sedikit mengabaikan rasa malu, ragu-ragu Pak Fulan mengungkapkan maksud kedatangannya. Jawaban yang ia dengar, sungguh membuat rongga dadanya terasa lebih lapang berkali lipat dari biasanya. “Apa segitu sudah cukup?” Ini bukan ledekan, apalagi hinaan. Tanpa disangka, sang tetangga bersedia memberi pinjaman lebih dari yang telah Pak Fulan sebutkan, jika memang ia benar-benar membutuhkan. Subhanallah wal hamdulillah. Tiada henti Pak Fulan bertasbih dan bertahmid. Sungguh, betapa bantuan Allah begitu dekat dan nyata. Ketika anaknya berkeinginan, Allah membukakan jalan, memudahkan urusan.

Setelah persoalan biaya teratasi, maka langkah selanjutnya adalah mendaftarkan Dimas pada pondok pesantren yang telah disepakati. Sang ibu sengaja mengambil cuti demi mendampingi putra semata wayangnya. Namun berdasarkan peraturan yang berlaku di pondok pesantren, Dimas tidak bisa langsung duduk di kelas dua, sebagaimana di sekolah sebelumnya. Dimas akan diterima bila ia mau mengulang dari kelas satu. Tidak masalah meskipun proses belajar mengajar sudah berjalan selama satu minggu. Ini yang tak diprediksi sebelumnya. Namun, kekhawatiran Pak Fulan segera lenyap ketika dengan mantap Dimas mengangguk setuju. Tak masalah ia harus mengulang dari kelas satu.

Kisah ini aku dapatkan langsung dari Pak Fulan ketika kutanya mengapa selama beberapa hari kemarin ia bertukar shift dengan rekan lainnya. Tak hanya Pak Fulan, akupun kagum dengan keputusan Dimas. Tak salah mereka yang sekolah di sekolah umum, tapi kemungkinan anak lebih mengenal dan mendalami agama adalah jika mereka sekolah di pesantren.

Dari kisah ini, aku mendapat satu pelajaran bahwa ketika kita mempunyai keinginan ( yang baik dan benar ) lalu kita memohon, berdoa hanya kepada Allah, maka Ia akan memberikan jalan, memudahkan setiap urusan, sebagaimana yang dirasakan oleh Pak Fulan. Tiada sedikit biaya yang harus mereka siapkan, sedangkan tak banyak yang tersisa di tabungan, namun begitu mudahnya mereka mendapatkan pertolongan, bahkan oleh orang yang sebenarnya tak begitu bisa diharapkan, karena merekapun memiliki kepentingan.

Dari kisah Pak Fulan pula aku mendapatkan penyegaran kesadaran bahwa selama kita mengingat Allah, mengembalikan segala sesuatu hanya kepada Nya, maka disetiap kesulitan ada kemudahan. Dulu, bisa dikatakan aku lebih tidak siap dibanding Pak Fulan, ketika almarhumah harus dirawat di rumah sakit secara intensif, maka berbagai bantuan dan juga tawaran datang hingga tak semuanya kami iyakan. Jika bukan karena Allah yang menggerakkan, sulit dicerna bahwa yang semula tak terpikirkanpun tiba-tiba datang, mendoakan, memberi dukungan dan juga bantuan.

Kisah yang kurang lebih sama juga dialami seorang rekan kerjaku ketika istrinya hendak melahirkan. Dokter yang menangani persalinan mengharuskan tindakan cesar, sedang sedikitpun mereka tiada memiliki persiapan, terutam biaya. Alhamdulillah, pertolongan Allah datang melalui tangan-tangan mereka yang berhati mulia. Semua biaya operasi bisa tertutupi dan kini mereka hidup bahagia dengan kehadiran sang buah hati. Sungguh, mendengar penuturan Pak Fulan semakin yakin hatiku bahwa ketika hanya Allah yang dijadikan sandaran, maka Ia akan membukakan jalan, memudahkan urusan. PertolonganNya begitu dekat dan nyata. Karenanya, tiadalah alasan untuk kita ingkar terhadap nikmat-nikmatNya.

Bagikan

--- 0 Komentar ---

AMMAR Hi HABIB | Mahasiswa
Wadah inspiratif dan motivatif dalam hidup dan menjadi ruang untuk berekspresi.
KotaSantri.com © 2002 - 2024
Iklan  •  Jejaring  •  Kontak  •  Kru  •  Penulis  •  Profil  •  Sangkalan  •  Santri Peduli  •  Testimoni

Pemuatan Halaman dalam 0.2063 Detik

Tampilan Terbaik dengan Menggunakan Mozilla Firefox Versi 3.0.5 dan Resolusi 1024 x 768 Pixels