Tazakka : "Perjuangan itu artinya berkorban, berkorban itu artinya terkorban. Janganlah gentar untuk berjuang, demi agama dan bangsa. Inilah jalan kita."
Alamat Akun
http://dayat_nst.kotasantri.com
Bergabung
8 Maret 2009 pukul 21:55 WIB
Domisili
Deli Serdang - Sumatera Utara
Pekerjaan
Guru
Aku adalah orang yang sedang belajar membaca dan menulis, bekerja sebagai Staf Pengajar di Islamic International School Darul Ilmi Murni (IIS DIM) Medan dan MTs Muallimin UNIVA Medan.
Tulisan Rahmat Lainnya
Karena ‘Pahala’ Sabar itu Tiga
23 Mei 2012 pukul 11:15 WIB
Tangisan Gadis Kecil dan Hasan Al-Bashri
22 Mei 2012 pukul 20:00 WIB
Kepal Tangan, Potensi, dan Menembus Batas
28 April 2012 pukul 13:15 WIB
Jangan Sepelekan Surat Al-Fatihah
11 April 2012 pukul 15:00 WIB
Pelangi
Pelangi » Jurnal

Sabtu, 9 Juni 2012 pukul 13:30 WIB

Mengenal Guru Kaya dan Guru Miskin

Penulis : Rahmat Hidayat Nasution

Masa ada sih guru yang kaya? Orang bilang, guru hanyalah profesi alternatif terakhir yang dipilih kebanyakan orang? Malah, perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan guru sangat menunjukkan, bahwa guru adalah profesi yang sangat tidak bisa mandiri. Tak hanya itu, porsi CPNS guru pun terhitung paling banyak di setiap daerah.

Jika anda adalah bagian dari yang memberikan penilain seperti di atas, anda tak jauh beda dengan manusia yang dibentuk oleh Belanda. Saat menjajah negeri ini, Belanda telah menanamkan sikap apatis dan tidak percaya diri pada setiap rakyat Indonesia. Ia tanamkan bahwa rakyat Indonesia tidak mampu meningkatkan potensi yang dimiliki. Malah, jika ada yang berprestasi, Belanda justru membungkamkan prestasi dan semangat mereka dengan memberikan posisi jabatan yang nyaman, agar tidak memiliki pikiran lagi untuk mencari penghasilan yang lebih banyak.

Profesi guru adalah profesi yang sangat mungkin menghasilkan banyak uang. Bukan dengan cara membohongi murid, bukan dengan cara korupsi dan juga bukan dengan cara memanipulasi data agar cepat mendapatkan sertifikasi. Guru bidang studi apa pun, sangat berpeluang menjadi kaya. Karena guru kaya, hakekatnya, sama dengan pedagang kaya. Jika pedagang kaya karena bisa melihat market apa yang lebih cocok. Maka, guru yang ingin kaya harus bisa melihat peluang apa yang bisa menghasilkan uang melebihi gaji yang didapat setiap bulannya.

Guru kaya adalah guru yang kreatif dan inovatif. Guru yang memiliki target peluang untuk menghasilkan uang banyak. Target yang ingin dicapai, bukan sekedar penambah penghasilan. Tapi, mampu menunjukkan profesionalitas dalam bekerja. Kala profesionalitas sudah diraih, maka uang yang mencari, bukan lagi guru yang mencari uang.

Sehingga dapat disimpulkan, guru miskin adalah guru yang pekerjaannya hanya menunggu adanya limpahan uang tambahan dan bantuan, baik dari seseorang maupun pemerintah. Sehingga, tipe guru miskin adalah tipe guru yang tidak bisa membaca peluang apa yang bisa menjadikan asset pensiun di usia tuanya nanti.

Selain itu, profesi guru dengan profesi karyawan di perusahaan tidak jauh berbeda. Jika perusahaan memiliki perangkat organisasi, maka sekolah juga memiliki. Jika dalam perusahaan, penilaian terhadap karyawan dilakukan dengan melihat keunggulan karyawan yang berkesinambungan dengan kebutuhan organisasi perusahaan. Demikian halnya juga dengan sekolah. Makin pandai guru mengetauhi cara menjual keunggulannya yang melahirkan anak didik yang cerdas, makin besar peluang meraup uang dari beraneka celah. Karena semakin banyak keunggulan guru, semakin tinggi nilai jualnya.

Seperti halnya dengan penjualan produk, agar keunggulan dapat terjual dengan harga tinggi harus mampu melihat pangsa dan minat pasar. Guru kaya juga harus dapat memahami SIAPA yang akan dijadikan target peluang, APA yang layak dijual, MENGAPA mereka membutuhkan yang kita jual, KAPAN saja mereka membutuhkannnya, dan BAGAIMANA cara mereka mendapatkan keunggulan dari yang kita jual.

Selain itu, guru kaya juga harus bisa merubah dua hal. Pertama, pola pikir. Guru kaya harus memiliki pola pikir yang berbeda dengan orang lain. Harus selalu berpikir positif, kreatif dan selalu melahirkan ‘warna baru’ yang membuat anak didik cerdas. Karena itu, jangan pernah berharap menjadi guru kaya, jika masih berpikir biasa-biasa. Meminjam pendapat Hart. T. Eker, bahwa pola pikir yang tidak kita sadari pun bisa mengendalikan hasil kita. Contoh yang digunakannya, ia mengilustrasikan bahwa pola pikir orang tua kita akan menentukan keberhasilan kita. Jika tertarik menjadi guru kaya, renungkan apa yang dikatakan Albert Einstein, “No problem can be solved from the same level of consciousness that created it” (Jangan pernah berharap mendapatkan hasil yang sama jika anda masih berpikir dengan cara lama).

Kedua, cara bertindak. Cukup aneh, jika ada orang ingin merubah hidup, tapi cara bertindaknya masih biasa-biasa saja. Ibarat orang yang masuk lubang, jika sudah terperosok 3,4,5 kali, itu menunjukkan bahwa dia orang bodoh. Karena ia berjalan ke tempat yang sama dengan cara yang sama. Tentunya, jika ingin selamat dari lobang, haruslah meningkatkan kondisi dan merubah tindakan.

Guru kaya harus selalu memiliki cara bertindak yang berbeda dengan sebelumnya. Karena tindakan itu yang akan membentuk kita menjadi kaya. Andaikata gagal, guru kaya tidak akan menyerah. Karena tindakan yang gagal itu akan melahirkan tindakan lain yang membuatnya sukses. Malah, tindakan gagal itu pun bisa dijadikan peluang untuk mendapatkan uang. Akhirnya, bisa menempahnya menjadi guru kaya juga.

Tentunya, guru kaya harus taat dan tunduk pada hukum alam yang berlaku. “…bagaikan Sang Penabur; ia akan menebar benih bibit unggul di tanah subur; lalu menyirami, memupuk dan membersihkannya dari hama yang menggagu pertumbuhan benihnya. Kemudian,dengan sabar ia menunggu dengan penuh keyakinan bahwa di kemudia hari tanamannya akan memberikan buah yang ranum.”

Dalam usaha mencapai predikat guru kaya, haruslah bekerja dengan all out. Pengabdian dan pelayanan yang dilakukan harus dipandang sebagai investasi. Harus yakin bahwa dengan penanaman investasi yang benar, di kemudian hari hal itu akan memberikan dukungan. Karena profesionalitas seseorang guru adalah kualitas dari hasil kerjanya. Jadi, mencintai tugas dan faktor-faktor yang menentukan serta membantu penyelesaian tugas yang berkualitas sekolah merupakan hal mutlak bagi guru kaya.

Suka

Dipersilahkan untuk menyebarkan tulisan ini dalam bentuk apa pun, asalkan tetap menjaga kode etik dengan mencantumkan Rahmat Hidayat Nasution sebagai penulisnya dan KotaSantri.com sebagai sumbernya.

Anna Fathimah Zakaria | Staf Pengajar
Baru saya sadari, ternyata KotaSantri.com tidak saja memperluas silaturrahim saya dengan teman-teman dari berbagai daerah di seluruh Indonesia (dan mungkin juga luar Indonesia, insya Allah), tapi juga mendidik saya untuk berperilaku lebih baik dan lebih Islami lagi serta mengajarkan saya banyak pengetahuan. Subhanallah...
KotaSantri.com © 2002 - 2024
Iklan  •  Jejaring  •  Kontak  •  Kru  •  Penulis  •  Profil  •  Sangkalan  •  Santri Peduli  •  Testimoni

Pemuatan Halaman dalam 0.1251 Detik

Tampilan Terbaik dengan Menggunakan Mozilla Firefox Versi 3.0.5 dan Resolusi 1024 x 768 Pixels