Ali Bin Abi Thalib : "Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) dan harta terhukum. Harta itu kurang apabila dibelanjakan, tapi ilmu bertambah apabila dibelanjakan."
|
http://dekaes.com | |
mujahid.alamaya@kotasantri.net | |
mujahid.alamaya@kotasantri.net | |
mujahid.alamaya | |
mujahid.alamaya | |
http://facebook.com/alamaya | |
ponggawa.ksc@gmail.com |
Senin, 2 Februari 2009 pukul 05:22 WIB
Penulis : Mujahid Alamaya
Resah... Rasa itu selalu muncul ketika ada 'makhluk halus' yang hendak mengakhiri masa kesendiriannya. Walaupun hanya sekedar teman, bahkan bukan teman baik, tapi kenapa rasa resah itu selalu menghampiriku? Apakah aku patah hati? Ah..., kurasa tidak. Mungkin rasa itu muncul karena sampai saat ini aku masih larut dalam kesendirian.
Resah itu bermula ketika mengenal beberapa 'makhluk halus' yang secara kebetulan bercerita tentang dirinya. Dari beberapa hal yang diungkapkannya, aku merasa bahwa dia sesuai dengan yang aku harapkan. Tapi aku tidak mau berpikir terlalu jauh, karena aku sadar, mungkin kondisiku saat ini tidak memungkinkan untuk membina sebuah 'ikatan' yang diridhaiNya.
Waktu terus berlalu, sampai aku mendapatkan kabar bahwa 'makhluk halus' itu sudah menjalin sebuah 'ikatan'. Perasaan pun tak karuan. Padahal 'makhluk halus' itu bukan siapa-siapa. Ada perasaan kecewa dan bahagia. Kecewa karena harapanku 'meleset', bahagia karena 'makhluk halus' itu sudah bertemu dengan 'sang pangeran' yang telah ditetapkanNya.
Terlambat? Bukan, bukan terlambat. Tapi 'makhluk halus' itu bukan untukku. Mungkin aku belum diijinkan untuk bertemu dengan 'makhluk halus' yang telah ditetapkanNya. Aku pun harus bersikap, membuang jauh-jauh rasa resah itu dan jangan terlalu banyak berharap ketika bertemu dengan 'makhluk halus' yang sesuai dengan harapanku.
Ya Allah... Jika 'makhluk halus' itu adalah yang terbaik untukku, maka mudahkanlah urusanku dengannya. Namun jika 'makhluk halus' itu bukan jodohku, maka jauhkanlah ia dariku, dan berilah aku kekuatan serta keikhlasan untuk menerima apa pun ketetapanMu. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui atas apa pun yang terbaik untukku.
Dipersilahkan untuk menyebarkan tulisan ini dalam bentuk apa pun, asalkan tetap menjaga kode etik dengan mencantumkan Mujahid Alamaya sebagai penulisnya dan KotaSantri.com sebagai sumbernya.