Tazakka : "Perjuangan itu artinya berkorban, berkorban itu artinya terkorban. Janganlah gentar untuk berjuang, demi agama dan bangsa. Inilah jalan kita."
Alamat Akun
http://jampang.kotasantri.com
Bergabung
17 April 2012 pukul 17:47 WIB
Domisili
DKI Jakarta - DKI Jakarta
Pekerjaan
PNS
Tulisan Rifki Lainnya
Taubat
16 Desember 2013 pukul 20:00 WIB
Berbagi Apa yang Dimiliki
13 Desember 2013 pukul 20:00 WIB
Lelaki yang Tak Pernah Melihat Anaknya
8 Desember 2013 pukul 22:00 WIB
Dua Sisi
2 Desember 2013 pukul 20:00 WIB
Nawaytu
18 November 2013 pukul 19:00 WIB
Pelangi
Pelangi » Refleksi

Senin, 30 Desember 2013 pukul 18:00 WIB

Toleransi itu Membiarkan

Penulis : Rifki

Pagi ini, ketika saya membaca beberapa status Facebook dari beberapa teman, ingatan saya terbawa ke masa-masa sekolah. Saya teringat akan sebuah mata pelajaran yang pernah mengalami perubahan nama.

Awalnya, nama mata pelajaran tersebut adalah Pendidikan Moral Pancasila (PMP). Di sekolah dasar, buku pelajaran tersebut memiliki ciri khusus di sampulnya berupa gambar Garuda Pancasila dengan latar peta kepulauan Indonesia. Penerbitnya Balai Pustaka. Desain sampul tesebut tidak berubah untuk setiap tingkatan kelas. Yang membedakan hanyalah warna dominan di sampul tersebut. Misal warna coklat untuk kelas empat, kuning untuk kelas lima, dan hijau untuk kelas enam.

Di kemudian hari, nama mata pelajaran tersebut berubah menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Desain sampulnya tidak lagi monoton. Sumbernya pun tidak lagi berasal dari satu penerbit saja.

Salah satu materi yang masih saya ingat dari mata pelajaran tersebut adalah mengenai toleransi, khususnya toleransi beragama. Bagian awal dari bab yang membahas tentang toleransi beragama adalah memberikan pengertian toleransi itu sendiri.

Bab tersebut menjelaskan bahwa kata “toleransi” berasal dari kata dalam bahasa latin, yaitu “tolerare” yang artinya adalah “dengan sabar membiarkan sesuatu”. Jika ingatan saya tidak meleset, maka pengertian dari toleransi beragama adalah dengan sabar membiarkan orang lain yang berbeda agama dengan diri kita untuk menjalankan ibadah menurut agamanya masing-masing. Sekali lagi, jika ingatan saya tidak salah, saya tidak menemukan kalimat yang memerintahkan atau menganjurkan seseorang untuk ikut serta dalam pelaksanaan ibadah yang dilakukan oleh penganut agama lain dalam hal apapun dan dalam bentuk apapun.

Saya berpikir, mungkin penulis buku tersebut telah mengambil intisari dari apa yang termaktub dalam Al-Qur'an, yaitu surat Al-Kaafirun ayat 1-6.

Katakanlah: “Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.”

Wallaahu a’lam.

Suka

Dipersilahkan untuk menyebarkan tulisan ini dalam bentuk apa pun, asalkan tetap menjaga kode etik dengan mencantumkan Rifki sebagai penulisnya dan KotaSantri.com sebagai sumbernya.

Eno Karta Susana | Guru
Subhanallah... KSC bisa dijadikan sebagai sarana kreativitas, nambah ilmu, dan mempererat tali silaturrahim. Tapi tetap kita harus berusaha menjaga niat. Semoga bermanfaat. Aamiin...
KotaSantri.com © 2002 - 2023
Iklan  •  Jejaring  •  Kontak  •  Kru  •  Penulis  •  Profil  •  Sangkalan  •  Santri Peduli  •  Testimoni

Pemuatan Halaman dalam 0.0790 Detik

Tampilan Terbaik dengan Menggunakan Mozilla Firefox Versi 3.0.5 dan Resolusi 1024 x 768 Pixels