Pelangi » Refleksi | Jum'at, 20 Desember 2013 pukul 19:00 WIB
Penulis : Jamil Azzaini
Saya berkesempatan menghadiri Sidji Batik Award di Hyatt Regency. Di acara tersebut, hadir Amien Rais dan putranya Hanafi Rais, Bupati Sleman, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan kurang lebih 500 orang tetamu lainnya. Yang menarik perhatian saya, di antara para undangan hadir pula 10 nenek yang usianya lebih dari 70 tahun sebagai penerima Award pada malam itu.
Nenek-nenek ini profesinya sebagai pembatik sejak usianya belasan tahun. Mereka sejatinya adalah para penjaga warisan budaya, namun sayang seribu sayang hidupnya terlunta-lunta. Penghasilan yang diperolehnya hanya berkisar tujuh ribu hingga 20 puluh ribu rupiah setiap harinya.
Malam itu, mas Karman, sebagai pemilik Sidji Batik, memberikan berbagai penghargaan kepada para ibu sepuh tersebut. Bukan sekadar tropi, cincin emas, dan uang tunai yang diberikan oleh mas Karman, iapun membangunkan rumah bagi mereka. Sungguh sebuah penghargaan nyata bari para wanita penjaga warisan budaya yang selama ini hidupnya tak dijaga oleh para pelaku bisnis, bahkan oleh pemerintah yang seharusnya mengayominya.
Saya dan banyak hadirin merinding dan meneteskan air mata menyaksikan penghargaan kepada mereka. “Mas Karman, kau hebat mas! Kau edan, mas! Saya bangga padamu.”
Usai menghadiri acara itu, saya termenung dan tercenung di kamar hotel. Betapa banyak orang-orang hebat yang saya temui dan ada di negeri ini. Kiprahnya nyata, bisnisnya semakin menggurita, kepeduliannya jauh melebihi saya. Tak pantas jika saya sombong, karena ternyata banyak orang-orang hebat yang tak “terlihat” oleh orang kebanyakan.
Terbukti, silaturrahim tak hanya memanjangkan umur dan memurahkan rezeki. Silaturrahim juga mengikis kesombongan yang terkadang melekat di dalam hati. Anda sombong? Mungkin itu karena Anda jarang bersilaturrahim dengan orang yang derajatnya lebih tinggi.
KotaSantri.com © 2002-2024