HR. Ahmad : "Sebaik-baik manusia adalah orang yang panjang umurnya dan baik amalannya."
|
Selasa, 17 Desember 2013 pukul 20:00 WIB
Penulis : Muhammad Nahar
Ketika tidak lagi membedakan antara beribadah dan bekerja, sesungguhnya kita telah berubah dari seorang manusia sekuler menjadi manusia spiritual. - I Love Monday by Arvan Pradiansyah
Dalam dunia yang serba materialistik ini, yang namanya bekerja dan beribadah seringkali ditempatkan di dua ujung yang sangat berjauhan. Ibadah, terutama ritual, dianggap sebagai sesuatu yang suci, jauh, dan tinggi, sementara pekerjaan yang bersifat duniawi seakan menjadi sesuatu yang profan dan sekuler. Tuhan hanya hadir di tempat ibadah dan tidak hadir saat kita bekerja mencari nafkah.
Padahal esensi bekerja adalah melayani orang lain sebaik mungkin dan melayani adalah sesuatu yang bersifat spiritual. Tingkat spiritualitas dalam bekerja melayani orang-orang yang membutuhkan kemampuan kita dengan sepenuh hati sama tingginya dengan spiritualitas saat beribadah pada Tuhan. Apalagi, jika pekerjaan itu memang sesuai dengan "calling" yang ada dalam diri kita, yang sesungguhnya merupakan skenario Tuhan bagi kehadiran diri kita di dunia ini.
Keindahan dalam hidup dan pekerjaan akan kita rasakan ketika kita tidak lagi mampu membedakan antara beribadah dan bekerja. Saat itulah, pekerjaan kita sama bermaknanya dengan beribadah secara ritual untuk menyembah langsung pada Yang Mahakuasa. Tempat kerja bagi kita akan sama sucinya dengan tempat kita beribadah, sehingga pekerjaan kita memiliki nilai spiritual yang sama dengan ibadah ritual yang kita lakukan.
Referensi : I Love Monday by Arvan Pradiansyah
Dipersilahkan untuk menyebarkan tulisan ini dalam bentuk apa pun, asalkan tetap menjaga kode etik dengan mencantumkan Muhammad Nahar sebagai penulisnya dan KotaSantri.com sebagai sumbernya.