HR. Ahmad & Al Hakim : "Kemuliaan orang adalah agamanya, harga dirinya (kehormatannya) adalah akalnya, sedangkan ketinggian kedudukannya adalah akhlaknya.
"
|
vtree_mq@yahoo.com |
Sabtu, 5 September 2009 pukul 18:47 WIB
Penulis : Melody Nada Surgawi
Screening Age, yaitu tentang bagaimana orangtua di zaman teknologi sekarang ini harus ikutan pintar juga kalau tidak mau dibikin susah sama anak di masa tuanya. Anak-anak kita hidup di era serba layar. Layar HP, layar games , layar TV, dan layar komputer . Banyak orangtua yang tidak sadar, malah senang dan bangga menyodorkan layar-layar ini kepada anak mereka. Padahal kalau berpatokan pada skala usia, maka usia 0 sampai dengan 18 tahun, anak sangat membutuhkan aktivitas fisik.
Layar-layar yang kita sodorkan pada anak kita itu sebetulnya ibarat rayap di rumah. Tanpa kita sadari, rumah kita suatu saat bisa roboh karenanya. Jangan sampai di masa tua nanti, kita malah disusahkan oleh perilaku anak kita yang kacau karena kita tidak bisa menjadi orangtua yang pintar memilah apa yang anak kita tonton setiap hari.
Mengapa kita harus memilihkan apa yang baik buat anak? Karena saluran otaknya belum terbentuk sempurna, jadi belum bisa membedakan mana yang realita dan mana yang bukan. Mengapa kita harus jadi orangtua yang ‘melek’ teknologi? Karena supaya kita pun tahu game apa yang mereka mainkan, apa saja yang mereka taruh di dalam HP-nya, ke mana saja mereka ‘berselancar’ di internet.
Tandanya anak sudah kecanduan games adalah jika mereka sudah bermain game lebih dari 15 jam/minggu. Apa yang harus dilakukan orangtua bila sudah terlanjur memberikan games-games yang merusak otak anak (mengandung kekerasan, pornografi, dll)? Lakukan dengan bijaksana, minta maaf pada anak kita karena kita harus tarik games itu, sambil menjelaskan dampaknya yang merusak otak. Ini butuh waktu yang tenang dan tidak terburu-buru, supaya bila anak menolak, orangtua tidak menjadi emosi. Dan ingatlah, bagi anak-anak, BERMAIN = BEKERJA. Jangan cabut dunia bermain terlalu cepat dari anak kita, karena kita akan mendapatkan dunia dewasa yang kekanak-kanakan.
Elly Risman menambahkan, "Jika anak sudah terlanjur memiliki kebiasaan buruk dan perilaku kasar pada usia 0-7 tahun, harus mampu dibayangkan apa yang akan terjadi di masa depan. Mengasuh anak di era layar seperti sekarang ini diperlukan kesepakatan orangtua untuk menjalankan pengasuhan bersama, bukan pada satu orang saja. Misalnya, pada istri atau suami."
Referensi : Smart Parenting
Dipersilahkan untuk menyebarkan tulisan ini dalam bentuk apa pun, asalkan tetap menjaga kode etik dengan mencantumkan Melody Nada Surgawi sebagai penulisnya dan KotaSantri.com sebagai sumbernya.