HR. Ahmad & Al Hakim : "Kemuliaan orang adalah agamanya, harga dirinya (kehormatannya) adalah akalnya, sedangkan ketinggian kedudukannya adalah akhlaknya. "
Alamat Akun
http://dayat_nst.kotasantri.com
Bergabung
8 Maret 2009 pukul 21:55 WIB
Domisili
Deli Serdang - Sumatera Utara
Pekerjaan
Guru
Aku adalah orang yang sedang belajar membaca dan menulis, bekerja sebagai Staf Pengajar di Islamic International School Darul Ilmi Murni (IIS DIM) Medan dan MTs Muallimin UNIVA Medan.
Tulisan Rahmat Lainnya
Kesaksian Tujuh Batu
5 November 2013 pukul 20:00 WIB
JIL : Konotasi Konsepsi Kaum Islamophobia
2 November 2013 pukul 22:22 WIB
Menulis : Terapi Penyembuhan dan Penyelaman Diri
1 November 2013 pukul 23:00 WIB
Kematian Seorang Ahli Ibadah yang Baru Taubat
24 September 2013 pukul 22:00 WIB
Dialog Maisarah di Pemakaman
13 Agustus 2013 pukul 21:00 WIB
Pelangi
Pelangi » Jurnal

Sabtu, 14 Desember 2013 pukul 22:00 WIB

Etika Berkendara

Penulis : Rahmat Hidayat Nasution

Tak jadi pertimbangan apakah kendaraan yang dikendarai masih baru dan mahal atau kendaraan yang sudah lama dan murah, setiap pengemudi harus memiliki etika saat mengemudi di jalan raya. Dengan memiliki etika mengemudi, bisa menjadi salah satu solusi untuk memperkecil angka kecelakaan di jalan raya.

Tak hanya itu, dengan memiliki etika mengemudi bisa menjadi salah satu solusi agar tidak terjadi kemacetan. Pasalnya, bukan rahasia lagi jika kemacetan terjadi lantaran pengemudi melanggar etika. Ia melanggar marka jalan. Ia memutar balik kendaraannya di sembarang tempat, dan lain-lain.

Lima Etika Pengemudi

Sejatinya, ada lima etika mengemudi di jalan raya. Etika ini tidak memandang status dan usia. Siapapun yang mengemudi di jalan raya diharuskan memiliki kelima etika berikut ini.

1. Bertanggungjawab.

Dalam mengemudi, setiap pengemudi wajib bertanggungjawab saat berada di jalan raya. Jika ia melanggar atau melakukan kesalahan, ia berani dan siap untuk bertanggungjawab. Tanggungjawab tak hanya saat terjadi kecelakaan. Saat jalanan lengang, ia juga harus bertanggungjawab bahwa ia tidak boleh mengemudi dengan sekencang-kencangnya. Ia tetap mengemudi dengan penuh tanggungjawab.

2. Konsentrasi.

Dalam mengemudi, pengemudi tak hanya dituntut tanggung jawab, tapi wajib juga berkonsentrasi. Dengan konsentrasi, ia bisa menjaga diri agar tidak terjadi kecelakaan. Dengan konsentrasi juga, ia bisa memperhatikan jalanan yang dilaluinya. Dengan konsentrasi, ia dengan mudah mengontrol kondisi kendaraannya saat di jalan raya.

3. Antisipasi.

Setelah bertanggungjawab, pengemudi juga harus mampu mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi. Karena itu, sebelum mengemudi, sudah selayaknya pengemudi memeriksa kondisi kendaraan. Meski kendaraan dinilai aman, ada baiknya pengemudi juga melakukan antisipasi. Misalnya menyiapkan ban serap, membawa air aki sebagai cadangan, dan lain-lain.

4. Sabar.

Dalam mengemudi, pengemudi wajib sabar. Ia tidak boleh mengemudi dengan kebut-kebutan. Ia juga tidak boleh mendahului kendaraan lain dengan tergesa-gesa. Ia juga harus sabar saat berada di dekat lampu lalu lintas. Andaikata lampu lalu linta menunjukkan warna hijau, ia tak buru-buru membunyikan klakson kendaraannya. Ia harus sabar.

5. Yakin.

Dalam mengemudi, pengemudi harus yakin bahwa selama perjalanan akan aman-aman saja. Karena jika pikiran pengemudi dalam kondisi tak yakin, ini bisa membahayakan dirinya dan penumpangnya. Karena pikiran dapat memunculkan tindakan. Oleh karena itu, pengemudi harus yakin akan keselamatan dalam mengemudi.

Lima Hal yang Diwaspadai di Jalan Raya

Selain memiliki etika mengemudi di atas, pengemudi wajib selama di jalan raya mewaspadai lima hal. Yaitu,

1. Anak-anak.

2. Orangtua yang sudah jompo atau sangat tua.

3. Orang cacat.

4. Hewan.

5. Pengemudi sepeda motor.

Kelima-lima ini wajib diwaspadai pengemudi saat mereka sedang berada di jalan raya. Pasalnya, bila tertabrak, biasanya yang dinilai salah adalah pengemudi kendaraan yang lebih besar. Oleh karena itu, waspadai kelima hal tersebut dan milikilah etika mengemudi saat sedang mengemudi kendaraan di jalan raya.

Suka

Dipersilahkan untuk menyebarkan tulisan ini dalam bentuk apa pun, asalkan tetap menjaga kode etik dengan mencantumkan Rahmat Hidayat Nasution sebagai penulisnya dan KotaSantri.com sebagai sumbernya.

Fariz Aziz | Mahasiswa
Alhamdulillah KotaSantri.com masih ada. Udah 2 tahun nich gak browsing web ini.
KotaSantri.com © 2002 - 2025
Iklan  •  Jejaring  •  Kontak  •  Kru  •  Penulis  •  Profil  •  Sangkalan  •  Santri Peduli  •  Testimoni

Pemuatan Halaman dalam 0.1004 Detik

Tampilan Terbaik dengan Menggunakan Mozilla Firefox Versi 3.0.5 dan Resolusi 1024 x 768 Pixels