HR. Ad-Dailami : "Alangkah baiknya orang-orang yang sibuk meneliti aib diri mereka sendiri dengan tidak mengurusi aib orang lain."
|
![]() |
http://kotasantri.com |
Rabu, 2 Oktober 2013 pukul 21:00 WIB
Penulis : Redaksi KSC
Kata qurban dalam bahasa Arab berarti mendekatkan, tidak dikenal dalam istilah fiqih Islam sebagai kata yang bermakna penyembelihan hewan pada Idul Adha. Fiqih Islam menggunakan istilah dhahiyah atau udh-hiyah. Sebagian ulama mengistilahkannya dengan an-nahr diambil dari istilah Al-Qur'an surat Al-Kautsar ayat 2.
Ibadah qurban sudah dikenal sejak zaman Nabi Adam AS dengan perintah kepada putra-putranya (Qabil dan Habil) untuk mengorbankan dari hasil mata pencahariannya masing-masing. Kemudian dipertegas lagi oleh Nabi Ibrahim AS yang dengan kepasrahannya menyembelih putranya, Ismail. Syari'at qurban ini dilanjutkan Nabi Muhammad SAW dalam salah satu sabdanya yang diriwayatkan Imam Tirmizi, "Aku diperintahkan menyembelih qurban dan qurban itu disunnahkan bagi kamu."
Sejatinya, ibadah qurban juga banyak mengandung pesan-pesan moral dan nilai-nilai pendidikan, antara lain, pertama, melatih kepatuhan dan kepasrahan total kepada Allah. Kalau Nabi Ibrahim AS dengan patuh dan tulus menyembelih putranya yang sangat disayangi, kita hanya diminta menyembelih hewan qurban yang dalam ketentuan fiqih harus bagus, besar, sempurna, dan tidak cacat. Namun bukan hewan qurbannya yang akan mendekatkan kita dengan Allah. "Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan daripada kamulah yang dapat mencapainya." (QS. Al-Haj [22] : 37).
Kedua, menghilangkan nafsu bahimiyah (nafsu kebinatangan). Ketika hewan qurban jatuh ke bumi saat disembelih, seolah-olah putuslah sifat-sifat kebinatangan seperti serakah, kejam, penindas, egois, otoriter, dan sebagainya. Saat itu hendaknya si pequrban menyaksikannya sambil memanjatkan do'a kepada Allah agar dihindarkan dari sifat-sifat tersebut.
Ketiga, menumbuhkan sifat tawadhu dan menghilangkan sifat sombong atau takabur. Sebelum hewan qurban disembelih, pelaku qurban disunnahkan mengumandangkan kalimat takbir, tahmid, dan tahlil. Ini bermakna bahwa hanya Allah yang Mahabesar, yang patut disanjung dan dipuji, tiada tuhan selainNya.
Keempat, menanamkan rasa kasih sayang kepada orang lain. Karenanya daging qurban hendaknya dibagikan kepada sasaran yang tepat, yaitu para fakir miskin yang sangat membutuhkannya.
Kelima, menumbuhkan sifat dermawan. Ibadah qurban dilakukan berulang-ulang setiap tahun bagi yang mampu. Ini tiada lain sebagai proses pembiasaan dan pembelajaran, karena sesuatu yang diulang-ulang, lama-lama akan menjadi watak, tabiat, dan akan sulit untuk dihilangkan.
Saefudin Jaza - RoL
Dipersilahkan untuk menyebarkan tulisan ini dalam bentuk apa pun, asalkan tetap menjaga kode etik dengan mencantumkan Redaksi KSC sebagai penulisnya dan KotaSantri.com sebagai sumbernya.