HR. At-Tirmidzi : "Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Sungguh para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Sungguh mereka hanya mewariskan ilmu. Maka barangsiapa mengambil warisan tersebut, ia telah mengambil bagian yang banyak."
|
![]() |
http://kotasantri.com |
Rabu, 4 September 2013 pukul 21:21 WIB
Penulis : Redaksi KSC
"Hai orang-orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah di malam hari, kecuali sedikit saja, (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu. Dan bacalah Al-Qur'an itu dengan tartil. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu Qaulan Tsaqiila. Sesungguhnya bangun di waktu malam itu lebih tepat (untuk khusyu') dan bacaan di waktu itu lebih berkesan." (QS. Al-Muzzammil [73] : 1-6).
Salah satu media yang tepat untuk berkomunikasi dengan Allah SWT adalah dengan shalat, baik shalat fardhu maupun shalat sunnah. Di antara shalat sunnah yang sangat dianjurkan (sunnah muakkadah) adalah shalat malam atau qiyamul lail (tahajjud). Shalat malam memiliki beberapa keutamaan yang dijanjikan Allah SWT dan Rasulullah SAW bagi mereka yang menunaikannya, yaitu :
Pertama, sebagai sifat 'Ibadurrahman (hamba Allah). "Dan 'Ibadurrahmaan (hamba Allah) itu adalah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati. Apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Allah." (QS. Al-Furqan (25) : 63-64). Berdasarkan ayat ini, jelaslah bahwa salah satu ciri hamba Allah adalah selalu menunaikan shalat malam. Dia tidak menyia-nyiakan kesempatan sepertiga malam untuk banyak bersujud dan munajat kepada Rabbnya.
Kedua, menjadi motivasi untuk beramal kebaikan pada siang hari. Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Setan suka memasang pada ujung kepala seseorang di antara kalian bilamana ia tidur 3 ikatan. Pada setiap tali tertulis kalimat 'Bagimu malam yang panjang, maka tidurlah.' Bila dia bangun dan berdzikir kepada Allah, maka lepaslah satu ikatan. Bila ia berwudhu, maka lepaslah satu ikatan. Dan bila ia mendirikan shalat, maka lepaslah satu ikatan. Maka jadilah ia orang yang bersemangat dan memiliki jiwa bersih. Bila tidak (melakukan yang tadi), maka dalam keadaan kotor jiwanya dan malas (beramal baik)." (HR. Bukhari, Muslim, Malik, dan Nasai). Tidak henti-hentinya setan sebagai musuh bebuyutan mengganggu dan menghalangi manusia agar jauh dari Allah. Maka tatkala kita mampu memaksakan diri guna menunaikan shalat malam, berarti telah mendobrak tipu daya setan terkutuk itu. Yang pada akhirnya, Allah akan memberikan kekuatan luarbiasa berupa ghirah (motivasi) yang kuat untuk beramal kebaikan di siang harinya.
Ketiga, sebagai bukti syukur kepada Allah. Tidak diragukan lagi, begitu banyak nikmat yang Allah berikan kepada kita. Kewajiban kita bukan untuk menghitung-hitung nikmat, karena memang tak akan dapat dihitung. Tetapi kewajiban kita adalah mensyukurinya. Salah satu bentuk syukur itu adalah shalat malam. Dari Aisyah RA, bahwa Rasulullah SAW berdiri (untuk shalat) dari waktu malam hingga pecah-pecah kakinya. Maka Aisyah berkata, "Wahai Rasulullah, kenapa kau lakukan ini, padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu, baik yang telah terdahulu atau yang akan datang?" Rasulullah SAW menjawab, "Tidakkah aku ingin jika aku termasuk orang yang banyak bersyukur?" (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
Keempat, jalan menuju surga. Setiap orang ingin mendapatkan kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat. Kebahagiaan di akhirat dibuktikan dengan masuknya ia ke dalam surga. Dan kuncinya adalah shalat malam. Suatu waktu, Abu Hurairah RA bertanya pada Rasulullah SAW, "Ya Rasulullah, beritahu kepadaku akan sesuatu yang bila aku mengerjakannya, maka aku masuk surga?" Rasulullah SAW menjawab, "Sebarkan salam, berilah orang lain makan, jalinlah silaturrahim, tegakkan shalat pada waktu malam tatkala orang lain sedang tidur, maka masuklah engkau ke dalam surga dengan selamat." (HR. Ibnu Hibban, Ibnu Hambal, dan Hakim).
Kelima, maqaman mahmudan (tempat yang terpuji). Allah Maha Penyayang kepada hamba-hambaNya, sehingga menyediakan sarana untuk mencapai maqaman mahmudan melalui shalat malam. Allah SWT berfirman, "Dan dari sebagian malam, bertahajjudlah kamu sebagai ibadah tambahan, semoga Allah mengangkat kamu ke tempat yang terpuji (maqaman mahmudan)." (QS. Al-Isra : 79).
Fasilitas shalat malam ini adalah sebuah karunia yang terindah yang Allah SWT berikan kepada kita sebagai hamba-hambaNya. Barangsiapa yang mampu menggunakan fasilitas ini, maka dia akan mendapatkan keuntungannya. Namun barangsiapa yang menyia-nyiakannya, tentu dia akan mendapatkan kerugian. Mana yang akan kita pilih? Semua ini adalah sebuah pilihan saja, karena semua amal kebaikan akan kembali kepada kita sebagai pembuatnya.
Sungguh, Allah SWT sangat sayang kepada kita, semoga kita diberikan kekuatan olehNya untuk mempergunakan semua fasilitas dan kesempatan bisa shalat malam, agar kebahagiaan dunia dan akhirat dapat kita raih. Aamiin.
Ahmad Shalahuddin / Swadaya-032008
Dipersilahkan untuk menyebarkan tulisan ini dalam bentuk apa pun, asalkan tetap menjaga kode etik dengan mencantumkan Redaksi KSC sebagai penulisnya dan KotaSantri.com sebagai sumbernya.