Ibn Qudamah : "Ketahuilah, waktu hidupmu sangat terbatas. Nafasmu sudah terhitung. Setiap desahnya akan mengurani bagian dari dirimu. Sungguh, setiap bagian usia adalah mutiara yang mahal, tak ada bandingannya."
Alamat Akun
http://ramadhan_adhi.kotasantri.com
Bergabung
5 Februari 2009 pukul 13:00 WIB
Domisili
Bekasi - Jawa Barat
Pekerjaan
Programmer
Menjadi seseorang yang senantiasa dirindukan kehadirannya oleh orang lain adalah harapan saya. Untuk itu, mohon doanya sehingga bisa menggapainya harapan tersebut...
http://dik2.multiply.com
andhika.ramdhan
ramadhan_adhi
andhika.ramdhan@gmail.com
andhika.ramdhan@gmail.com
http://twitter.com/AndhikaRamdhan
Tulisan Dikdik Lainnya
Ini Tentang Cinta Sejati
25 Oktober 2013 pukul 20:00 WIB
Ada Mentari Setelah Gerimis
31 Desember 2012 pukul 14:00 WIB
Di Mana Keadilan Tuhan?
13 April 2012 pukul 11:30 WIB
Pelangi
Pelangi » Refleksi

Kamis, 31 Oktober 2013 pukul 20:00 WIB

Romantisme Derita antara si Miskin dan si Kaya

Penulis : Dikdik Andhika Ramdhan

Pagi itu, 3 anak tangga yang semestinya bisa digunakan untuk melangkah melenggang bagi para calon penumpang pun sudah berubah, penuh berisi sesakkan kaki-kaki dari 7 orang yang berlomba untuk menginjaknya demi mencapai ibu kota. Ini memang pemandangan setiap hari yang ada di salah satu sudut ibukota Jakarta. Para penumpang berdesak-desakkan demi menunaikan kewajibannya untuk bisa bekerja dan bekerja.

Jangankan untuk bisa duduk bebas, tertidur pulas, apalagi untuk bisa bersantai memainkan gadget terbaru seperti mereka orang-orang yang sepertinya buta melihat dunia yang berada di mobil-mobil pribadi itu, kami menghirup nafas lepas pun tak mampu. Panasnya udara menghiasi peluh yang mengalir di balik pundak ini. Bahkan pegalnya kaki yang hanya bisa menginjakkan satu kaki di lantai bis ekonomi itu saja sudah seakan tak berasa lagi.

Ironi memang, meski sebuah helaan nafas dari kami orang-orang miskin ini memang tak jarang hanya dilalui dengan cemoohan oleh mereka, tapi lagi dan lagi tak bosannya kami ingin berusaha menyadarkan mereka.

Jakarta memang bukan hanya milik orang kaya, dan kami harap mereka tahu itu. Meski mungkin hari ini Tuhan tuliskan kalian menjadi penjajah baru bagi kami dengan sejuta kesombongan atas penggunaan kendaraan-kendaraan mobil pribadi, tanpa melmbuka mata bahwa di dalam bis ekonomi yang mereka lintasi nafas-nafas kami tersengal, seorang bayi menangis, bahkan juga di sebelah sana seorang pasien harus rela meregang nyawa di tengah kemacetan yang mereka perbuat.

Sadarlah, wahai saudaraku, suatu saat dunia akan berubah, mari sedikit peduli pada sesama.

http://dik2.multiply.com

Suka

Dipersilahkan untuk menyebarkan tulisan ini dalam bentuk apa pun, asalkan tetap menjaga kode etik dengan mencantumkan Dikdik Andhika Ramdhan sebagai penulisnya dan KotaSantri.com sebagai sumbernya.

lila | mahasiswa
Saya sangat senang sekali bisa bergabung dengan KotaSantri.com, karena saya sendiri memang santri.
KotaSantri.com © 2002 - 2023
Iklan  •  Jejaring  •  Kontak  •  Kru  •  Penulis  •  Profil  •  Sangkalan  •  Santri Peduli  •  Testimoni

Pemuatan Halaman dalam 0.0488 Detik

Tampilan Terbaik dengan Menggunakan Mozilla Firefox Versi 3.0.5 dan Resolusi 1024 x 768 Pixels