QS. At-Taubah 9 : 129 : "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepadaNya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang agung."
|
![]() |
http://jamilazzaini.com |
![]() |
http://facebook.com/jamilazzaini |
![]() |
http://twitter.com/jamilazzaini |
Rabu, 9 Oktober 2013 pukul 21:00 WIB
Penulis : Jamil Azzaini
Ahad kemarin, 6 Oktober 2013, anak saya Ahmad Sholahuddin (Asa) kembali ke Jerman untuk menuntut ilmu. Saya tidak bisa mengantarnya ke bandara karena sedang ada Seminar ON di Medan. Sebagai ganti tidak bisa mengantar ke bandara, hari Jum'at malam sebelum keberangkatan, saya menemaninya di Bandung saat Asa sedang ikut pelatihan.
Dari usai Maghrib hingga pukul 21.30, saya berdiskusi tentang bisnis, keluarga, dan juga tentang bagaimana seorang suami mendidik istri. Sabtu pagi, sebelum saya kembali ke Jakarta, saya ngobrol sejenak tentang pentingnya menghormati orang lain, khsusunya guru kehidupan. Saya berharap, kesediaan saya ke Bandung dan obrolan bersama Asa bisa menjadi pengganti ketidakbisaan saya mengantarnya ke bandara.
Sebagai orangtua, tugas saya adalah membantu anak menyiapkan “senjata” yang akan digunakannya dalam pertempuran di kehidupan nyata. Maka, selama 2 bulan lebih Asa berlibur di Indonesia, di sela-sela mengikuti acara keluarga dan acara pribadi, saya mengirim Asa untuk belajar langsung kepada para ahli (expert) yang sejalan dengan passion-nya.
Selama beberapa hari, Asa menginap dan belajar langsung di rumah Juragan Jaya Setiabudi untuk belajar Affiliate Marketing. Setelah itu dimatangkan ikut E-Camp selama 3 hari di Anyer, Banten. Untuk mengasah kreativitas bisnis, beberapa hari kemudian, Asa berguru selama 2 hari di Jogjakarta dengan mas Among Kurnia Ebo dan mas Karman Sidji Batik.
Setelah ilmunya diendapkan, Asa kemudian membuat rencana move ON. Saya sangat senang mendengar rencana move ON Asa yang dipresentasikan kepada saya. Di dalam rencana move ON, dalam jangka pendek Asa ingin membuat usaha katering di Jerman. Maka untuk menguatkan niat dan rencananya, Asa saya kirim belajar dan menginap di rumah mas Kusnadi di Sragen, Jawa Tengah. Mas Kusnadi adalah salah satu ahli bisnis kuliner yang saya kenal.
Pulang dari Sragen, saya meminta Asa menyedot ilmu dari mas Saptuari, pemiliki Kedai Digital dan pengagas sedekah rombongan. Bersamaan dengan itu, Asa juga berguru dengan mas Rully Kustandar (Kebun Emas) selama 3 hari di Bandung. Asa belajar tentang bagaimana menghasilkan uang melalui internet.
“Senjata” yang saya siapkan untuk anak lelaki saya yang kini berusia 19 tahun itu semoga sudah bisa digunakan untuk bertempur menghadapi kehidupan nyata. Beberapa saat sebelum Asa naik pesawat, melalui telepon ia berkata, “Pak, bulan depan bapak tak perlu kirim uang ke Jerman. Do'akan bisnisku sudah mulai panen.”
Setelah telepon ditutup, langsung saya kirim do'a dan bergumam dalam hati, “Anakku, senjata yang bapak berikan kepadamu bukanlah untuk membunuh. Tetapi justeru untuk menghidupkan dirimu dan orang-orang di sekitarmu. Tugas bapak membantu menyiapkan senjata, tugasmu menggunakannya. Bapak yakin kau bisa segera menggunakan senjata itu. Selamat jalan, anakku. Bapak bangga punya anak laki-laki seperti dirimu.”
Dipersilahkan untuk menyebarkan tulisan ini dalam bentuk apa pun, asalkan tetap menjaga kode etik dengan mencantumkan Jamil Azzaini sebagai penulisnya dan KotaSantri.com sebagai sumbernya.