HR. Muslim : "Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada sosokmu dan hartamu, tetapi Dia akan melihat kepada hatimu dan amalanmu."
|
![]() |
http://samuderaislam.blogspot.com |
Senin, 22 Juli 2013 pukul 21:00 WIB
Penulis : Eko Prasetyo
Subhanallah, saya yang bukan perokok saja dibikin salut sama salah satu iklan rokok yang satu ini. Sangat humanis. Pesan moralnya begitu menggugah. Apalagi, momennya tepat: Ramadan.
Iklan tersebut dibuka dengan adegan sepasang suami istri yang sudah renta sedang duduk di sebuah ruang. Dua orang tua itu mendengar perbincangan anak-anak mereka. Sebagai profesional muda, mereka sama-sama memiliki kesibukan sendiri.
Salah seorang anak laki-laki pasangan suami tersebut mengaku tak punya waktu untuk mengurus kedua orang tuanya. Anak lainnya yang perempuan mengungkapkan alasan serupa. Salah satunya kemudian mengusulkan agar bapak ibu mereka dititipkan di panti jompo saja. Alasannya tentu saja agar ketiganya tak repot-repot mengurusi orang tua mereka yang mulai senja.
Perbincangan itu masuk ke telinga pasangan suami istri tersebut. Bisa dibayangkan bagaimana perasaan mereka ketika mendengar obrolan dari manusia yang mereka besarkan sejak kecil dengan susah payah dan segala pengorbanan. Remuk.
Adegan berlanjut ketika pembantu di rumah tersebut minta izin pulang. Namun, pembantu yang masih muda itu dicegah oleh salah satu anak pasutri tadi. ”Gaji Mbak saya naikkan dua kali lipat deh,” rajuknya.
Tetapi, pembantu tersebut bergeming. Ia tetap ingin pulang. ”Maaf, saya harus pulang untuk merawat orang tua saya,” tuturnya. Anak-anak pasutri tadi terdiam. Menyadari kekeliruannya.
Pesan iklan ini tidak sesederhana adegannya. Dalam kehidupan masyarakat kota yang kian hedonis, dialog singkat dalam iklan itu mungkin dialami banyak keluarga. Nasihat moral yang disampaikan di situ adalah ungkapkan kasih sayang yang tulus kepada orang tua kita selagi mereka masih hidup. Meski, kasih sayang yang kita berikan belum tentu bisa membayar segala pengorbanan mereka.
Semoga bulan Ramadan ini mampu menggugah dan lebih menjadikan kita sebagai manusia yang penuh kasih sayang kepada sesama. Terutama orang tua, bapak dan ibu. Jangan sampai kita membalas kebaikan mereka dengan sikap yang justru menyakiti hatinya. Apalagi, kita tahu bahwa rida Allah juga ada pada restu mereka. Wallahu ’alam bishshawab.
http://samuderaislam.blogspot.com
Dipersilahkan untuk menyebarkan tulisan ini dalam bentuk apa pun, asalkan tetap menjaga kode etik dengan mencantumkan Eko Prasetyo sebagai penulisnya dan KotaSantri.com sebagai sumbernya.