QS. An-Nahl : 97 : "Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."
|
![]() |
http://arryrahmawan.net |
![]() |
contact@arryrahmawan.net |
![]() |
arry.rahmawan@gmail.com |
![]() |
arry_tiui09 |
![]() |
arry.rahmawan@windowslive.com |
![]() |
arry.rahmawan@gmail.com |
![]() |
http://twitter.com/arryrahmawan |
Rabu, 26 Juni 2013 pukul 20:00 WIB
Penulis : Arry Rahmawan
Di era saat ini, memang sudah serba electronik. Mulai dari e-mail, e-learning, bahkan juga sampai dengan e-silaturrahim. Ya, e-silaturrahim yang paling mudah untuk dilihat adalah sewaktu menuju Lebaran atau hari-hari besar keagamaan lain. Banyak sekali kontak dan kenalan kita yang saling berlomba-lomba untuk memberikan ucapan, sapaan, dengan harapan bisa mewakili silaturrahim yang sebenarnya.
Keberadaan media sosial dan Blackberry Messenger seolah semakin memperkuat fenomena e-silaturrahim ini. Berbagai macam broadcast berisi do'a, shalawat, dan sapaan hangat bertubi-tubi masuk. Namun seringkali yang membuat saya berpikir, banyak dari kita yang merasa harus mengirimkan ucapan seperti itu ke semua kontak yang kita miliki. Akhirnya yang menjadi pilihan kita adalah, forward pesan sana-sini, atau nge-broadcast ke semua kontak yang kita miliki. Menurut saya, gaya dan cara seperti itu justru mengurangi intensitas personal dan emosional dalam bersilaturrahim. Bahkan bisa jadi malah mengganggu orang yang menerima. Bisakah itu mewakili silaturrahim yang tulus?
Apakah itu bisa mewakili silaturrahim yang ikhlas? Mungkin jawabannya beragam. Tetapi saya selalu ingat pesan orangtua saya tentang sebuah hubungan yang tulus dan sopan, “Bicaralah dengan menatap matanya, sebut namanya, berikan senyuman yang tulus, simak apa yang dikatakan, dan berikan kata-kata terbaik yang kamu bisa.”
Berhubung sebentar lagi memasuki bulan puasa dan hari raya, tidak ada salahnya jika kita ingin mengirimkan e-silaturrahim, dibuat dengan lebih personal dan menyenangkan. Ucapan itu khusus dan eksklusif. Sahabat terdekat saya, memahami ini dan mereka selalu membuat ucapan khusus non-broadcast, karena sifatnya yang spesial dan di BBM saya selalu warnanya hitam (bukan ungu). Silaturrahim yang baik adalah yang dijaga kualitasnya, bukan hanya sekedar sapa tanpa ada rasa menyayangi dan peduli di dalamnya. Beberapa tahun terakhir saya mencoba hal tersebut dan it works, bahkan seringkali e-silaturrahim itu berujung pada percakapan-percakapan menarik berawal dari saling menanyakan kabar masing-masing.
Dipersilahkan untuk menyebarkan tulisan ini dalam bentuk apa pun, asalkan tetap menjaga kode etik dengan mencantumkan Arry Rahmawan sebagai penulisnya dan KotaSantri.com sebagai sumbernya.