HR. At-Tirmidzi : "Ya Allah, sesungguhnya aku mohon perlindungan kepada Engkau dari hati yang tidak pernah tunduk, dari do'a yang tidak didengar, dari jiwa (nafsu) yang tidak pernah merasa puas, dan dari ilmu yang tidak bermanfaat."
|
Selasa, 25 September 2012 pukul 09:30 WIB
Penulis : Fiyan Arjun
Tegas, keibuan, bertanggung jawab, dan sedikit cerewet. Itulah yang ada pada dirinya. Khas sosok seorang (ibu) guru yang bijaksana pada anak didiknya.
Pagi itu, saya sedang mengantarkan keponakan yang masih duduk di bangku kelas dua SD. Kebetulan hari itu saya sedang menginap di rumah kakak perempuan. Saat sedang mengantarkan keponakan itulah saya melihat sosoknya. Sosok seorang guru perempuan yang sangat bersahaja dan bijaksana. Beliau mengajar anak didiknya mata pelajaran olahraga.
Karena penasaran dengan sosok guru itu, saya bertanya pada keponakan yang saat itu ada di samping saya. “Nang, guru yang mengajarkan olahraga itu siapa namanya?” tanya saya sambil menunjuk sosok guru itu dari kejauhan.
“Oh, itu namanya Bu Ros, Om Iyan,” jawabnya lantang.
Saya masih tetap memperhatikannya.
Bu Ros, sosok seorang guru yang bijaksana dan bersahaja yang terpatri dalam dirinya. Padahal kalau saya pehatikan dan amati, beliau sudah tak pantas mengajar lagi. Usia beliau sudah bisa dikatakan berumur.
Saya tahu sedikit cerita tentang Bu Ros dari keponakan. Guru yang tegas, keibuan, bertanggungjawab, dan kadang cerewet pula. Namun di balik itu semua, saya begitu takjub dengan profesinya sebagai seorang guru. Sosok guru yang membuat anak didiknya tak menjadi bodoh apalagi menjadi sampah masyarakat. Beliau dengan sekuat tenaga dan upayanya ingin memajukan anak didiknya itu tanpa ada (sedikit) pamrih.
Semoga sosok guru semacam beliau tak akan berakhir sampai di situ. Dan semoga guru-guru semacam dirinya bisa harum di negeri ini, walau beliau tahu bahwa dari segi materi tak tercukupi. Tapi saya yakin, dengan profesinya itu beliau sudah memberikan suatu reward untuk dirinya secara tak langsung. Ya, sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.
Dipersilahkan untuk menyebarkan tulisan ini dalam bentuk apa pun, asalkan tetap menjaga kode etik dengan mencantumkan Fiyan Arjun sebagai penulisnya dan KotaSantri.com sebagai sumbernya.