QS. Muhammad : 7 : "Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.
"
|
![]() |
http://hifizahn.multiply.com |
Selasa, 3 April 2012 pukul 09:09 WIB
Penulis : Hifizah Nur
Pagi itu cerah. Saya dan keluarga sedang berada di kota Hamamtsu untuk menyaksikan upacara wisuda adik saya dan Isteri, yang sama-sama mendapatkan gelar Doktor dari Universitas Shizuoka. Senyum ceria, penuh syukur tergambar dari pasangan muda itu, ditingkahi tangisan manja si kecil Azis yang sangat lengket dengan Bapak dan ibunya. Tidak mau berpisah, padahal untuk acara resmi, jeritan bayi kecil tentu akan mengganggu upacara formal yang diikuti oleh rektor dan dosen-dosen universitas. Sedikit memaksa, akhirnya mau juga dek Aziz diajak main ke taman di dekat gedung tempat wisuda.
Alhamdulillah, sudah ada 5 doktor dari keluarga kami. Pertama, suami saya yang meraih doktor dari Universitas Tokyo. Kedua, kakak ipar saya, Flori Ratna Sari, yang meraih gelar Doktornya di Niigata University of Pharmacy and Apllied Life Science. Ketiga dan keempat, Iip dan Isterinya. Sedangkan kelima, kakak saya, Saiful Anwar, dari Nagaoka University of Technology. Tinggal saya dan adik yang terkecil serta sang isteri yang masih belum meraihnya, Insya Allah suatu saat akan mengikuti jejak yang lain, aamiin.
Lautan syukur terucap dari keluarga kami yang sederhana. Ya, kami bukan keluarga berada sejak awalnya. Papa bahkan meninggal ketika saya berusia 10 tahun. Sejak saat itu, hanya mama yang bekerja keras, mengandalkan gaji guru agama yang tidak seberapa, ditambah sedikit warisan dari papa, untuk membiayai sekolah kakak dan adik-adik.
Ada lautan hikmah dari setiap kesulitan yang kami hadapi. Meninggalnya Papa, ternyata justeru menjadi pecut yang menguatkan setiap langkah kecil kami. Papa yang baik. Kebaikan beliau menjadi energi buat kami, agar kami menjadi anak-anak yang baik pula. Mungkin do'a beliau dan juga mama, membuat kami terjaga dalam setiap pilihan-pilihan hidup yang ada di hadapan kami.
Lalu, alhamdulillah Allah mempertemukan kami dengan jodoh yang baik pula. Yang mendorong kami untuk memiliki prestasi, yang bahkan kami sendiri tidak pernah terbayangkan sebelumnya.
Hal yang lain yang menjadi pelajaran buat kami adalah, ternyata ada keberkahan ketika kami memilih sesuatu yang sejalan dengan Islam. Memilih jodoh dengan proses yang Islami, dan berusaha bersama-sama menjalankan nilai-nilai Islam itu dalam keluarga, juga ketika berhubungan dengan non muslim di sekitar. Ternyata justeru mejadi pecut untuk berbuat yang terbaik.
Dengan nilai IPK yang biasa-biasa saja di kampus dulu, bisa meraih gelar doktor seperti sekarang ini, tentu semua itu adalah rizki dari Allah, yang harus kami syukuri. Kami sadar, ini bukan tujuan akhir. Namun justeru awal dari pengabdian kepada agama dan tanah air tercinta.
Semoga teman-teman yang membaca tulisan ini menjadi terpacu untuk meraih prestasi yang terbaik, meskipun dengan banyak kesulitan dan keterbatasan. Tentu saja perjalanan itu bukan suatu yang mudah. Namun insya Allah, Man Jadda wa Jadda. Siapa yang bersungguh-sungguh, pasti dapat. Kita sendiri yang harus mengejar takdir kita. Tanpa melupakan Allah, tempat kita bersandar, Yang Mahakuasa atas segala sesuatu.
Dipersilahkan untuk menyebarkan tulisan ini dalam bentuk apa pun, asalkan tetap menjaga kode etik dengan mencantumkan Hifizah Nur sebagai penulisnya dan KotaSantri.com sebagai sumbernya.