QS. At-Taubah 9 : 129 : "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepadaNya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang agung."
|
![]() |
http://lakonhidup.wordpress.com |
![]() |
setta_81@yahoo.com |
![]() |
setta_81@yahoo.com |
Senin, 2 Maret 2009 pukul 00:20 WIB
Penulis : Setta SS
Jum'at pertama bulan Syawal 1429 H. Saya menjadi khatib Jum'at di Masjid Ar-Rahman di kampung kecil nenek saya. Tidak ada jadwal tetap untuk petugas khatib Jum'at di sana. Dan sering terjadi, saat waktu shalat Jum'at sudah masuk, sang khatib yang ditunggu-tunggu kehadirannya belum juga menampakkan batang hidungnya.
Setelah berpikir beberapa jenak sebelum memulai khutbah, terangkailah intisari khutbah Jum'at siang itu berikut ini.
***
Dalam surat Al-Baqarah [2] ayat 183, Allah SWT mengakhiri perintah untuk berpuasa di bulan Ramadhan dengan kalimat "la'allakum tattaquun" yang artinya "agar kamu bertakwa."
Apakah takwa itu? Tidak lain, takwa adalah perubahan. Perubahan yang seperti apa? Rasulullah SAW telah memperingatkan kita, bahwa jika hari ini lebih jelek dari kemarin, kita celaka; jika hari ini sama dengan kemarin, kita merugi; dan jika hari ini lebih baik dari kemarin, kita beruntung.
Jadi, yang dimaksud dengan takwa adalah perubahan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. Selangkah demi selangkah dan berkesinambungan. Dan bukan sebaliknya. Takwa juga bukan stagnan, hanya diam di tempat tanpa berbuat.
Takwa adalah talk less do more. Ada banyak contoh dari perwujudan takwa dalam keseharian kita. Lebih produktif berkarya, profesional dalam bekerja, hormat dan bersikap bijak dalam interaksi dengan sesama, menghargai waktu, menjaga lisan dari komentar dan perkataan yang tidak bermanfaat, juga lebih mudah berinfaq. Lebih sabar, tidak korupsi, tidak mudah menghakimi, berbaik sangka, dan terus belajar ikhlas untuk memaafkan sesama.
Atau jika ada di antara Anda yang perokok berat, maka takwa adalah mengurangi jumlah batang rokok yang dihisap dalam sehari, sedikit demi sedikit. Untuk kemudian menghentikannya secara total.
Itulah perwujudan takwa yang sebenar-benarnya takwa. Tidak hanya sebatas diyakini dalam hati dan diucapkan dengan lisan saja. Tapi harus sampai pada tahap memberi bukti nyata.
Ada tiga golongan dari orang-orang yang beriman, yaitu mereka yang berpuasa selama di bulan Ramadhan, saat 'Idul Fithri tiba.
Pertama, mereka yang malas sebelum Ramadhan, tetap malas selama Ramadhan, dan keluar dari Ramadhan masih dengan kemalasannya. Kedua, mereka yang malas sebelum Ramadhan, menjadi rajin saat Ramadhan, dan kembali malas saat meninggalkan Ramadhan. Ketiga, mereka yang malas sebelum Ramadhan, menjadi rajin selama Ramadhan, dan terus berusaha mempertahankan segala bentuk ketaatannya saat keluar dari Ramadhan.
Dan dari ketiga golongan di atas, hanya golongan ketiga sajalah yang akan mendapatkan kebahagian abadi kelak di sisiNya. Mari kita tanya diri kita masing-masing dengan sejujurnya, termasuk golongan manakah diri ini?
***
8 Oktober 2oo8 o6:4o a.m
http://lakonhidup.wordpress.com
Dipersilahkan untuk menyebarkan tulisan ini dalam bentuk apa pun, asalkan tetap menjaga kode etik dengan mencantumkan Setta SS sebagai penulisnya dan KotaSantri.com sebagai sumbernya.