QS. At-Taubah 9 : 129 : "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepadaNya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang agung."
|
![]() |
http://yayujapan.multiply.com |
![]() |
yayu_indriyani@yahoo.com |
Ahad, 13 Januari 2013 pukul 12:12 WIB
Penulis : Sri Yayu Indriyani R.
Menjelang musim dingin, ban salju adalah barang yang sangat dicari. Khususnya bagi para supir yang tinggal di daerah bersalju tebal. Termasuk diriku yang sedang tinggal di Ishikawa-ken.
Sebenarnya aku masih menyimpan empat buah ban salju yang masih layak pakai. Sayang, mobil kami sudah ganti tahun ini. Ukuran ban lama tidak cocok dengan mobil kami sekarang. Ini berarti ada dua pekerjaan yang harus kulakukan untuk urusan ban. Menjual ban salju yang lama dan membeli yang baru atau bekas asalkan cocok ukurannya. Ingat ban salju, jadi teringat putri salju. Kemudian teringat pangeran yang menikahi si-putri salju. Jadilah aku sekarang harus segera mencari dan meminang si ban salju.
Urusan pinang meminang, pilih memilih ban salju ini pengalaman tahun lalu. Namun baru bisa kutulisakan saat ini. Alhamdulillah, tahun ini aku bisa meminta suami untuk mengambilkan ban salju yang tersimpan di ruang basement apartemen dan pergi ke bengkel.
Kembali ke cerita bagaimana perjalanan urusan menjual dan mencari ban salju tahun lalu? Kucoba tuliskan dalam cerita sederhana di bawah ini.
***
Lagi-lagi kisah ini adalah challenge untukku. Pas dengan keberadaan suami di luar negeri untuk conference. Ditunda dan menunggu pulang, tidak ada waktu lagi! Harus segera mencari! Ini berkaitan dengan prediksi turunnya salju ditambah jarak pergantian mobil lama yang cukup dekat dengan musim dingin. Dan…akhirnya mencari waktu yang pas memang sulit .
Tempatku bertanya dengan hal-hal yang berhubungan seputar kehidupan sehari-hari di sekitar rumah adalah ibu-ibu Jepang para volunter sekaligus guru bahasa Jepangku. Jadinya mereka adalah tempat bertanya selama ini.
Bersyukur ada seorang sensei yang akan mengantarku ke sebuah bengkel dekat rumahnya. Aku diminta membawa ban salju bekas yang akan dijual, berharap ban salju baru atau second pengganti masih tersedia di bengkel itu.
Perjuangan yang harus kulalui, mengangkat empat ban ke dalam mobil. Berat memang, apalagi tersimpan di ruang bawah tanah apartemen kami. Berhasil! Aku melaju dan berharap dapat harga yang cocok.
Tawar menawar terjadi, lumayan beberapa lembar uang ribuan yen ada di tangan. Sayang, stok ban salju yang cocok untuk mobilku tidak ada.
"Yayu-san, sepertinya harus coba ke toko ban lain. Kalau bisa segera karena diperkirakan salju turun dalam minggu ini." saran sensei.
Aku menangguk dan berpikir keras, hendak pergi ke toko ban di daerah mana. Hemm, teringat deretan toko perlengkapan mobil di sekitar komatsu stasiun.
"Saya akan pergi ke daerah komatsu saja sensei," jawabku semangat.
"Yayu-san, tapi maaf ya saya tidak bisa mengantar kalau hari ini," ujarnya dengan wajah sedih.
"Tidak apa-apa, saya bisa pergi sendirian," jawabku mantap.
"Hati-hati ya. Semoga berhasil!" semangat senseiku dengan senyum mengembang.
Aku melaju kembali. Di pertengahan jalan perutku mulai berbunyi. Ah, sudah masuk jam makan siang. Beruntung semua sudah aku prediksikan. Bekal makanan sudah kubawa, karena aku pun harus mengejar waktu pulang anak-anak jam tiga nanti. Berhenti sejenak untuk makan dan sholat. Kembali melanjutkan perjalanan selama lima belas menit-an.
Jejeran toko-toko perlengkapan mobil sudah kususuri di sekitar stasiun. Sayangnya, harga yang ditawarkan terlalu mahal menurutku. Wajar memang, ban-ban itu masih baru. Tapi, tidaklah cocok dengan budget untuk membeli empat buah ban mobil. Terlebih lagi hanya untuk keperluan hanya musim dingin. Kalau masih bisa diusahakan mencari harga murah, kenapa tidak?
Aku memutar otak dan teringat ada sebuah toko ban bekas tidak jauh dari toko perlengkapan mobil ini. Kembali aku menstater mobil. Tempat parkir mobil terlihat sudah penuh. Bersyukur, masih ada satu space yang kosong.
Turun dan mengamati ban-ban mobil yang berderat. Seorang penjaga toko berpakaian rapih menanyakan keperluanku. Aku terbata-bata menjawab dengan bahasa Jepangku yang pas-pasan. Apalagi ini urusan bengkel dan mobil, biasanya menjadi urusan suami.
"Ehmm, saya mencari ban mobil salju Pak."
"Baru atau bekas Bu?"
"Bekas saja Pak. Kalau bisa yang masih bisa dipakai beberapa kali."
"Oke Bu. Budgetnya berapa Bu? Oh iya untuk mobil putih ini kan ya?"
Sekejap aku terdiam. Langsung mengingat perkiraan harga setelah membandingkan dengan harga baru. Setelah kusampaikan budget ban yang kuinginkan ia pun mengangguk.
"Oke, tunggu sebentar ya Bu. Saya akan carikan ban yang cocok untuk mobil Ibu."
Menarik nafas dan berdoa, semoga kondisi ban bagus, harga pun cocok. Beberapa menit kemudian, penjaga toko itu memanggilku masuk ke ruangan bengkel.
"Bu, ini ada barangnya. Harganya pun cocok," ujarnya sambil tersenyum ramah.
Kuperhatikan empat buah ban dengan ukuran lebih besar dari ban salju sebelumnya. Kupikir kembali tentang harga.
"Pak, ban ini bisa dipakai berapa kali lagi ya?"
"Hem..ya paling tidak 2 atau 3 kali kalau awet Bu."
Aku berpikir lagi dan….
"Masih ada barang lain yang lebih murah Pak?"
"Wah, tidak ada Bu. Ini satu-satunya yang paling murah, sesuai dengan budget yang ibu sebutkan tadi."
"Hem..baiklah. Saya beli ban ini. Tolong sekalian dipasang ya Pak."
"Siap Bu. Silahkan tunggu di lantai dua."
Transaksi selesai, aku berjalan menuju arah tangga ke lantai dua seperti yang penjaga toko itu tunjukkan. Sesekali aku perhatikan para petugas di bengkel mulai mengganti ban pelanggan satu persatu. Giliran mobilku belum muncul juga. Kuperhatikan jam. Wah, sudah jam dua. Satu jam lagi aku harus segera kembali karena si-sulung akan segera pulang dari sekolah dasar. Masih aman untuk dua putra putriku yang lain, mereka baru tiba jam empat lima belas dari hoikuen.
Setengah jam berlalu dan aku dipanggil kembali untuk urusan pembayaran. Giri-giri.., mepet untuk perjalanan pulang. Bergegas aku mengucapkan terimakasih dan menuju rumah. Alhamdulillah urusan ban salju selesai dan orang pertama yang akan kuceritakan pengalaman berhargaku hari ini adalah suamiku yang sedang berada di belahan benua lain.
Dipersilahkan untuk menyebarkan tulisan ini dalam bentuk apa pun, asalkan tetap menjaga kode etik dengan mencantumkan Sri Yayu Indriyani R. sebagai penulisnya dan KotaSantri.com sebagai sumbernya.