Sirah Umar, Ibnu Abdil Hakam : "Aku akan duduk di sebuah tempat yang tak kuberikan sedikit pun tempat untuk syaitan."
|
Jum'at, 26 Juli 2013 pukul 21:00 WIB
Penulis : Muhammad Nahar
Sahabat...
Mari kita membayangkan seorang atasan yang begitu peduli pada kemajuan anak buahnya. Beliau mengikutsertakan para anak buahnya untuk mengikuti suatu pelatihan yang mahal dan dalam jangka waktu satu bulan.
Bayangkan, pelatihan selama satu bulan. Sang atasan tidak segan-segan mengeluarkan uang dari kantong pribadinya agar semua anak buahnya bisa ikut pelatihan tersebut.
Nah, mari kita bayangkan apabila ada di antara mereka yang tidak mengikuti pelatihan dengan serius. Hanya sekedar menganggap acara pelatihan itu tidak ada bedanya dengan piknik atau jalan-jalan, sekedar berlibur lepas dari rutinitas pekerjaan kantor. Selesai pelatihan, tidak ada peningkatan kinerja pada sejumlah oknum tersebut.
Sungguh, dapat dibayangkan kekecewaan sang atasan atas sikap dan karakter para oknum yang ada di antara anak buanya tersebut. Bukan tidak mungkin para anak buah yang menyia-nyiakan kesempatan pelatihan itu akan menerima hukuman yang berat dari sang atasan atau institusi tempat mereka bekerja.
Sahabat...
Bulan Ramadhan adalah bulan pelatihan bagi semua kaum muslimin di dunia ini, namun berapa persenkah dari mereka yang benar-benar jadi alumni Ramadhan? Berapa banyakkah dari kaum muslimin ini, yang seharusnya menjadi khalifah di muka bumi, yang berhasil menerapkan nilai-nilai Ramadhan dalam kehidupan mereka?
Sahabat...
Bencana-bencana yang datang silih berganti menjelang dan saat Ramadhan kali ini mungkin merupakan teguran bagi kita semua, yang mungkin belum pantas disebut alumni Ramadhan. Yang menyia-nyiakan kesempatan training selama satu bulan penuh pada bulan Ramadhan yang akan segera berlalu.
Sahabat...
Mungkin semua bencana ini adalah teguran bagi kita semua, teguran bagi kita yang performa ibadahnya (baik ibadah ritual atau non-ritual) bukan menunjukkan orang yang pantas masuk bulan Syawal yang bermakna peningkatan, yang ternyata malah menunjukkan kinerja “saya awal” alias sama bahkan lebih buruk daripada sebelum mengikuti pelatihan.
Mari kita ingat kembali firman-firman Allah SWT,
“Maka nikmat Tuhanmu yang mana yang kamu dustakan?” (QS. Ar-Rahman [55] : 13, 16, 18, 21, 23, 25, 28, 30, 32, 34, 36, 38, 40, 42, 45, 47, 49, 51, 53, 55, 57, 59, 61).
“Dan apa saja nikmat yang ada padamu, maka dari Allah-lah (datangnya).” (QS. An-Nahl [16] : 53, 63, 65, 67, 69, 71, 73, 75, 77).
Sekali lagi, jangan sampai nikmat fitrah pasca pelatihan Ramadhan ini kita dustai, ingkari, dan sia-siakan, karena belum tentu kita akan bertemu lagi dengan Ramadhan tahun depan.
Sahabat...
Tidak perlu menunggu bencana untuk bertaubat, tidak perlu menunggu Ramadhan tahun depan untuk meningkatkan prestasi ibadah kita. Mulailah dari yang kita mampu, mulailah dari diri kita sendiri, dan mulailah dari sekarang.
Selalu ada hikmah di balik musibah, selalu ada amanah di balik setiap nikmat dan anugerah.
Dipersilahkan untuk menyebarkan tulisan ini dalam bentuk apa pun, asalkan tetap menjaga kode etik dengan mencantumkan Muhammad Nahar sebagai penulisnya dan KotaSantri.com sebagai sumbernya.