Ali Bin Abi Thalib : "Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) dan harta terhukum. Harta itu kurang apabila dibelanjakan, tapi ilmu bertambah apabila dibelanjakan."
|
Selasa, 20 Juli 2010 pukul 18:22 WIB
Penulis : Madda Illiyyin
Pertama, hidup menjadi berkah. Teori tentang berkah memang tidak mudah dicerna oleh akal. Tetapi ia bisa kita rasakan. Seorang mukmin yang baik pasti mempunyai catatan tentang hari-hari dari hidupnya, di mana dia bisa merasakan bagaimana berkah dari hari-hari dalam hidupnya, di mana ia bisa merasakan bagaimana berkah yang di berikan oleh Allah.
Keberkahan itu kadang berupa sikap yang benar terhadap segala sisi kehidupan, yaitu berupa hati yang senantiasa istiqamah. Menghadapi pasang surutnya kehidupan. Turunnya nikmat tidak membuat hatinya lupa akan daratan. Demikian pula datangnya ujian dan cobaan, tidak membuat jiwanya guncang. Orang seperti ini memiliki jiwa yang besar, hati yang lapang, sehingga stabil dalam menghadapi apa saja yang telah menimpanya.
Banyaknya harta bukan jaminan bagi seseorang untuk hidup tenang, tentram, dan bahagia. Maka dari itu, boleh jadi orang yang miskin bisa merasakan kesenangan dan kebahagiaan dengan keberadaannya. Kebahagiaan memang tidak selalu bisa dinilai dan diukur dari banyaknya harta, tetapi pada makna, nilai, dan manfaat dari harta itu sendiri. Bagaimana ia disalurkan dalam aktifitas yang bermanfaat, baik untuk dirinya sendiri, keluarga, maupun masyarakat. Yang lebih penting lagi adalah bagimana cara memperolehnya. Dengan itulah harta bisa membuat jiwa kita tenang, tentram, dan bahagia.
Kedua, tidak banyak musuh. Hidup secara halal akan membuat orang merdeka dalam arti yang sesungguhnya. Orang yang hidup secara halal, makan dari makanan yang halal dengan cara yang halal pula, tidak mendzalimi orang dan tidak mengambil hak orang lain, berarti berjalan di jalan yang benar. Dengan begitu, dalam hidupnya, ia tidak akan merasakan punya musuh dan hidupnya pun akan tenang.
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah : 168).
Dipersilahkan untuk menyebarkan tulisan ini dalam bentuk apa pun, asalkan tetap menjaga kode etik dengan mencantumkan Madda Illiyyin sebagai penulisnya dan KotaSantri.com sebagai sumbernya.