Ibn. Athaillah : "Di antara tanda keberhasilan pada akhir perjuangan adalah berserah diri kepada Allah sejak permulaan "
Alamat Akun
http://kopiradix.kotasantri.com
Bergabung
1 Mei 2009 pukul 23:11 WIB
Domisili
Jakarta Selatan - DKI Jakarta
Pekerjaan
Mahasiswa
Tulisan Muhammad Lainnya
Dan Gunung pun Menangis
30 September 2013 pukul 23:32 WIB
Berlari di dalam Hutan
29 September 2013 pukul 21:00 WIB
Bencana dan Pengorbanan
25 September 2013 pukul 21:00 WIB
Anugerah dan Amanah
16 September 2013 pukul 22:00 WIB
Kekerasan Terselubung dalam Perbuatan Maksiat
13 September 2013 pukul 20:20 WIB
Pelangi
Pelangi » Cermin

Selasa, 8 Oktober 2013 pukul 22:00 WIB

Nenek yang Lumpuh

Penulis : Muhammad Nahar

Alkisah, ada seorang anak perempuan kelas 2 SMA yang selalu bertugas merawat neneknya yang lumpuh. Sang nenek hanya bisa tinggal di tempat tidurnya. Anak perempuan itulah yang selalu merawat si nenek, memandikannya, membersihkan tubuhnya, memberinya makan maupun minum, dan sebagainya.

Lama-kelamaan si anak merasa jenuh. Dia protes kepada ibunya, “Ibu, kenapa harus selalu saya yang merawat nenek, kenapa bukan ibu, ayah, atau kakak?”

Ibunya hanya bisa menjawab, “Nak, merawat nenekmu itu pahalanya besar, tabah, dan sabar ya.” Biasanya setelah itu, si anak kembali mendapatkan semangat untuk merawat neneknya.

Namun, lama kelamaan nasihat tersebut tidak mempan lagi. Walaupun tidak diucapkan, si anak seakan-akan ingin mengetahui mengapa dialah yang paling harus repot merawat neneknya, bukan anggota keluarga yang lain.

Ibunya akhirnya menyadari bahwa tidak ada lagi gunanya menyembunyikan kebenaran dari anaknya. Dia meneguhkan hatinya dan bercerita, “Nak, pada saat engkau berumur 6 bulan, rumah kita kebakaran. Saat itu, ibu, ayah, dan nenek berusaha menyelamatkanmu dan kakakmu. Ibu berusaha menggendongmu dan ayah membawa kakakmu. Namun, karena panik, yang ibu bawa bukan dirimu, tetapi guling kecil. Saat berada di luar, kami baru sadar bahwa engkau masih ada di lantai 2.”

“Saat itulah tanpa dapat dicegah lagi, nenek masuk lagi ke dalam rumah, lalu naik ke lantai dua. Karena tangga sudah terbakar habis, nenek tidak punya pilihan lain kecuali lompat dari balkon lantai dua sambil menggendongmu. Ya, nenek lompat dari balkon karena ingin menyelamatkanmu. Sejak saat itulah nenek lumpuh dan tidak bisa berjalan seperti sekarang ini,” lanjut sang ibu.

Si anak menangis dan menyesal telah bertanya hal tersebut pada ibunya, sungguh dia tiada menyangka bahwa kelumpuhan neneknya adalah karena menyelamatkannya. Sejak saat itulah, walaupun waktunya banyak tersita karena merawat si nenek, anak tersebut tiada menyesal. Dia tahu bahwa dia bisa hidup seperti sekarang ini karena jasa besar sang nenek. Seorang nenek yang mengorbankan kehidupannya demi cucunya.

Sahabat sekalian,

Terkadang kita enggan melakukan sesuatu karena paradigma kita tentang hal itu salah. Terkadang kita tiada menyangka apa yang ada di sebalik hal-hal tersebut. Perubahan paradigma yang dialami si anak dalam cerita di atas, bukan tidak mungkin pernah atau akan kita alami. Hidup ini memang penuh kejutan, sebagai bukti betapa sedikitnya pengetahuan kita dibandingkan ilmu yang dimiliki Allah SWT.

Perlu kita ingat, bahwa paradigma adalah peta dan bukan teritori/daerah yang sebenarnya. Sikap kita seringkali ditentukan karena paradigma yang salah terhadap suatu hal atau seseorang.
Apabila paradigma kita tentang suatu hal, seperti keadaan atau pekerjaan, baik, maka tentu kita akan melaksanakan hal, pekerjaan atau tugas itu dengan sebaik-baiknya. Dengan jujur, serius, tekun, disiplin, dan penuh integritas.

Sumber : Radio Dakta, disampaikan oleh Bapak Bagus Hernowo, Pesantren Entrepreneur Indonesia.

Suka

Dipersilahkan untuk menyebarkan tulisan ini dalam bentuk apa pun, asalkan tetap menjaga kode etik dengan mencantumkan Muhammad Nahar sebagai penulisnya dan KotaSantri.com sebagai sumbernya.

Teguh Yulyono | CSA Dubai Airport
Saya sangat gembira kembali bisa membuka dan membaca tulisan rekan-rekan yang memberikan pencerahan. Untuk admin : U R survival after so long with many challenges. Keep it up your spirit, your website had changed a lot of people who read articles on it. One of them is me. Thank you so much. Insya Allah bisa menjadi amalan kebaikan dan mendapat nilai yang sempurna di mata Allah SWT.
KotaSantri.com © 2002 - 2024
Iklan  •  Jejaring  •  Kontak  •  Kru  •  Penulis  •  Profil  •  Sangkalan  •  Santri Peduli  •  Testimoni

Pemuatan Halaman dalam 0.1438 Detik

Tampilan Terbaik dengan Menggunakan Mozilla Firefox Versi 3.0.5 dan Resolusi 1024 x 768 Pixels