Ibn Qudamah : "Ketahuilah, waktu hidupmu sangat terbatas. Nafasmu sudah terhitung. Setiap desahnya akan mengurani bagian dari dirimu. Sungguh, setiap bagian usia adalah mutiara yang mahal, tak ada bandingannya."
Alamat Akun
http://ian.kotasantri.com
Bergabung
21 April 2010 pukul 01:05 WIB
Domisili
Bekasi - Jawa Barat
Pekerjaan
Karyawan
ian_herdi
http://facebook.com/ian herdi
Catatan
Rabu, 19 Mei 2010 pukul 22:32 WIB
Garam dan Telaga

Oleh Dian Herdiana

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Pemuda itu,
memang tampak seperti orang yang tak bahagia.
Pemuda itu menceritakan semua masalahnya.
Pak Tua yang bijak mendengarkan dengan seksama. Beliau
lalu mengambil segenggam garam dan segelas air. Dimasukkannya garam itu ke dalam gelas, lalu diaduk perlahan. "Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya, "ujar
Pak tua itu.
"Asin. Asin sekali, "jawab sang tamu, sambil meludah kesamping. Pak Tua tersenyum kecil mendengar jawaban itu. Beliau
lalu mengajak sang pemuda ke tepi telaga di dekat tempat tinggal Beliau.

Sesampai di tepi telaga, Pak Tua menaburkan segenggam
garam ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, diaduknya air telaga itu. "Coba, ambil air dari telaga ini dan minumlah." Saat pemuda itu selesai mereguk air itu, Beliau bertanya, "Bagaimana rasanya?" "Segar," sahut sang pemuda. "Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?" tanya Beliau lagi. "Tidak," jawab si anak muda.

Dengan lembut Pak Tua menepuk-nepuk punggung si anak muda. "Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah
layaknya segenggam garam tadi,
tak lebih dan tak kurang. Jumlah garam yang kutaburkan
sama, tetapi rasa air yang kau rasakan berbeda.

Demikian pula kepahitan akan kegagalan yang
kita rasakan dalam hidup ini, akan sangat tergantung dari
wadah yang kita miliki.
Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita
Meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita.
Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada

satu hal yang bisa kamu lakukan.
Lapangkanlah dadamu menerima semuanya.
Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu."
Beliau melanjutkan nasehatnya, "Hatimu adalah wadah itu.
Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah
laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan."

Regards, Bagus Hariyadi

Bagikan

--- 0 Komentar ---

Wawan R | Pengajar
Senang banget berkunjung dan baca-baca KSC. Isinya bagus penuh inspirasi. Sukses selalu untuk KSC.
KotaSantri.com © 2002 - 2024
Iklan  •  Jejaring  •  Kontak  •  Kru  •  Penulis  •  Profil  •  Sangkalan  •  Santri Peduli  •  Testimoni

Pemuatan Halaman dalam 2.4064 Detik

Tampilan Terbaik dengan Menggunakan Mozilla Firefox Versi 3.0.5 dan Resolusi 1024 x 768 Pixels