Ali Bin Abi Thalib : "Nilai seseorang sesuai dengan kadar tekadnya, ketulusan sesuai dengan kadar kemanusiaannya, keberaniannya sesuai dengan kadar penolakannya terhadap perbuatan kejahatan, dan kesucian hati nuraninya sesuai dengan kadar kepekaannya akan kehormatan dirinya."
|
http://budi.web.id |
Oleh Budi Rasuli Setiawan
Sungguh tak terbayang sebelumnya bahwa aku akan menjadi seorang muslim, dengan lingkungan yang sama sekali jauh dari kata Islami, aku yang masih begitu kecil terobang-ambing dalam lautan kehidupan yang begitu kejam dan keras. Hari demi hari kulalui dengan begitu berat, bukan saja beban hidup yang begitu sulit, tapi juga begitu sulitnya untuk menjalani hidup tanpa tahu apa dan siapa yang telah menciptakan, terombang-ambing dalam samudera kegelapan yang begitu mengerikan. Tampila Islam yang begitu damai sangat jauh dari kenyataan didepan mata. Hari demi hari kulalui hanya sekedar menjalankan hidup tanpa mengerti kemana perahu kehidupan harus kuarahkan. Tak ada senyum tak ada tegur sapa dalam rumah yang menaungi, tak ada ketentraman dalam keluarga yang kuikuti.
Ketika beranjak remaja, ada sedikit pencerahan dari guru Agama Islamku yang begitu baik, dewasa, bijaksana dan tulus membimbingku bangkit dari keterpurukan, bahkan mengajarkan betapa indahnya menjadi seorang muslim. Sedikit demi sedikit mata hati terbuka seperti mentari yang menyelinap dibalik tirai dipagi hari, menghangatkan dan mendamaikan gejolak hati yang kering dan gersang. Mengenal alqur'an untuk pertama kali seperti seorang remaja yang baru mengenal seorang gadis, begitu malu-malu, tapi tekadku bulat , aku harus bisa mengaji...Remaja baru bisa mengaji ? ya... itulah aku, dengan keterbatasanku tapi bagiku ini lah jalan yang dpilihkan tuhan untuku. Sungguh Allah begitu baik padaku, meski begitu pahit jalan yang kutempuh, ketika waktu sholat datang semua serasa hilang digantikan dengan dengan kedamaian yang sangat menentramkan jiwa. Ya hanya Allah yang kupunya waktu itu.
Sekarang semua telah menjadi cerita, saat ini Allah membayar semua yang kualami, mendapatkan istri yang baik, anak yang menyenangkan serta keluarga yang begitu menyayangiku meskipun hanya seorang menantu. Sungguh Islamku begitu indah, meski harus melalui onak dan duri untuk mendapatkannya kembali. Alhamdulillah ....
Bagikan | Tweet |
|
--- 0 Komentar ---