Oleh Alfi Mardiahnur Ramadanti

Lelah mengukir abu yang tak akan pernah bisa jadi batu

Memutar patri membingkai hempasan udara yang menjadikan abu beterbangan

Pahit yang melukai hitam bersporadis membentuk senyawa-senyawa perih yang menyakitkan

Kenapa harus ada hitam dan putih jika berwarna lebih indah???



Kata-kata berhamburan membuncah pada relung kosong yang menyesakkan

Luka menari-nari diatas hempasan daun yang terkoyak

Tak akan pernah ada dahan yang tak jatuh

Lalu kenapa harus ada matahari dan bulan jika dalam gelap akan ada cahaya???



rintik hujan berjatuhan berlari menggapai tanah yang akan dipijak

Petir yang bersahabat dengan hujan pelak melukai ranting yang mencoba untuk bertahan

Angin yang berhembus terlalu kencang membawa serta daun brsama meninggalan pohon sendirian

Lalu kenapa harus ada pijakan jika berdiri adalah suatu kepastian???



Lelah melukai bintang yang selalu setia menemani langit

Meleburkan diri untuk melahirkan bintang-bintang baru yang menghias langit lebih indah



Kunang-kunang menjadikan cahaya tak terlihat menyilaukan dan menemani kesetiaan bintang

Namun hati bintang tetap sendiri terluka dalam diam dan hening

Lalu kenapa harus ada ramai dan sepi jika suara dan cahaya adalah takdir???

--- 0 Komentar ---