QS. Muhammad : 7 : "Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. "
Alamat Akun
http://akhiwiedz.kotasantri.com
Bergabung
10 Juli 2009 pukul 05:47 WIB
Domisili
Surabaya - Jawa Timur
Pekerjaan
mahasiswa
Seorang anak yang terlahir didesa yang terpencil. Merantau dalam rangka menuntut ilmu. Punya harapan yang besar untuk membangun umat kelak dengan menjadi orang yang bermanfaat.
http://www.wahidunnaba.multiply.com
widodo@sdm-iptek.org
wiedz wonogiri
akhiwiedz
Catatan Akhiwiedz Lainnya
Berkasih Sayang
10 Maret 2010 pukul 07:18 WIB
Awas..! Syndrome Valentine
4 Februari 2010 pukul 22:55 WIB
Inspirasi Seorang Pemimpin
24 Januari 2010 pukul 06:27 WIB
Ikatan Cinta
3 Januari 2010 pukul 12:50 WIB
Cinta Pertama Sang Duta
23 Desember 2009 pukul 14:57 WIB
Catatan
Senin, 15 Maret 2010 pukul 09:50 WIB
Dengan Apa Kita Masuk Surga?

Oleh akhiwiedz

Banyak orang yang selalu ingin sukses dalam hidupnya karena memang kesuksesan menjadi kata yang paling digandrungi dan sering tergambar keindahan di dalamnya. Ia menjadi obsesi mereka untuk mencapainya. Karena dengan meraihnya merupakan indikasi dari keberhasilan aktivitas yang sedang digelutinya. Kesuksesan ini juga menjadi eksistensi dirinya pada dinamika sosisal yang dijalani. Setiap orang akan mengerahkan segenap potensinya dengan optimal dan maksimal untuk dapat meraihnya. Sebab kesuksesan itu adalah harapan indah yang selalu mengiang-ngiang. Demikian pula kesuksesan kerja utama kita.

Terlebih lagi kesuksesan untuk kehidupan akhirat. Kesuksesan individu memberikan kebahagiaan yang tak terkira, apalagi kesuksesan akhirat. Bila kita perhatikan perbincangan orang, maka mereka menetapkan kesuksesan dengan ukurang sukses yang bermacam-macam. Sehingga mereka kadang menentukan suatu penilaian juga berbeda. Baik ukuran kesuksesan jangka panjang atau kesuksesan jangka pendek. Ada yang menetapkan penilaiannya pada sisi finansial yang melimpah ruah, sejumlah aset yang tak terhitung lagi, Banyaknya pendukung yang simpati atau keunggulan yang tidak dimiliki oleh orang lain.

Ada juga yang menetapkan kesuksesan hanya bisa diperoleh dengan happy ending /mati dalam keRidhoan Allah (Syahid). Dengan penilaian itu merekaakan menetapkan fokus sasaran aktivitasnya dan berupaya semaksimal mungkin untuk dapat meraihnya. Tatkala ia mampu meraihnya ia akan menikmati kepuasan yang tak terkira.

Kira-kira dimanakah kesuksesan yang manakah yang kita harapakan. Sebagai muslim, tentunya kebahagiaan akhirat adalah prioritas utama bagi kita. Akan tetapi seberapa persiapan kita untuk kesana? Dengan modal apa kita berharap surga?

Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaknya setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. Al-Hasyr:18)

Tentu kita mengetahui kesuksesan tidak akan muncul secara tiba-tiba. Ia merupakan proses panjang yang harus kita lalui dan akhirnya akan berpulang pada kerja kita untuk mewujudkannya. Kita harus ingat kesuksesan tidak akan datang begitu saja. Melainkan karena kesungguhan dan kekuatan jiwa.

Kawanku……

Waktu adalah ladang amal bagi kita. Keutamaan seorang disisi Allah selain ditentukan oleh keimanan dan amal shalihnya juga keterdahuluannya dalam keimanan dan amal shalihnya. Tidaklah sama antara orang terdahulu yang masuk Islam (As-Sabiqul Awwalun) dan orang-orang yang datang belakangan. Menyegerakan amal itulah ajaran Islam. Dalam sebuah kesempatan Rasulullah memerintahkan para sahabatnya untuk menyegerakan beramal shalih. Rasulullah bersabda:

“Bersegeralah melakukan amal-amal shalih (kebaikan). Sebab sebuah fitnah akan datang bagi sepotong malam yang gelap. Seorang yang paginya mukmin, sorenya menjadi kafir. Dan seorang yang sorenya kafir paginya menjadi mukmin. Ia menjual harga agamanya dengan harga dunia”. (HR.Muslim)

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang bertaqwa.”(QS. Ali Imran:133)

Karena waktu yang kita miliki hanya saat ini. Tidak ada salahnya untuk menyegerakan beramal. Waktu yang berlalu tidak akan mungkin kembali. Segala apa yang telah terjadi menjadi kenangan saat ini. Jika kebaikan maka berbahagialah. Jika keburukan maka merugilah. Waktu yang akan datang belum tentu menghampiri dan tidak tahu sampai dimana hidup kita. Beruntunglah antum yang berada di jalur yang benar. Jalur dakwah yang senantiasa saling mengingatkan satu sama lain.

Setiap orang mempertanggungjawabkan sendiri amal perbuatannya dan tidak mungkin menjadi tanggung jawab orang lain. Sudah beranikah kita mempertanggungjawabkan amalan kita. Seandainya kita tidak pernah lepas dari kebaikkan dan senantiasa terhindar dari dosa, tentunya kapan pun siap. Akan tetapi, kita hanya manusia biasa yang tak pernah luput dari salah dan dosa. Keimanan kita kadang berada di puncak dan tidak jarang futur menghampiri iman.

Bukankankah kemuliaan seseorang di sisi Allah disebabkan oleh kesungguhannya dalam merespon seruan kebajikan dan mengamalkannya. Itulah orang yang bertaqwa. Setiap waktu ada momennya sendiri dan ada tuntutan amalnya. Maka merugilah orang yang tidak memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Kesempatan beramal shalih di dunia tidak diberikan dua kali. Hanya sekali, maka jangan tidak boleh kita sia-siakan. Mari Berfastabiqul Khoirot, berlomba-lomba dalam kebaikan.

Wallahu’alam.

Bagikan

--- 0 Komentar ---

Meyla Farid | Guru
Isinya sangat bagus dan bermanfaat. Site favoritku untuk saat ini. :)
KotaSantri.com © 2002 - 2024
Iklan  •  Jejaring  •  Kontak  •  Kru  •  Penulis  •  Profil  •  Sangkalan  •  Santri Peduli  •  Testimoni

Pemuatan Halaman dalam 0.0674 Detik

Tampilan Terbaik dengan Menggunakan Mozilla Firefox Versi 3.0.5 dan Resolusi 1024 x 768 Pixels